Dengan teknik baru berdasarkan pada rontgen fluoresensi spektroskopi dengan radiasi synchrotron, lukisan di balik lukisan itu bisa dikuak, demikian siaran pers TU Delft, Rabu (3/7/2008). Universitas ini terletak 15km arah tenggara dari Den Haag.
Tim peneliti TU Delft bekerjasama dengan Universitas Antwerpen, Deutsche Elektronen-Synchrotron (DESY) di Hamburg dan Museum Kroller-Muller berhasil mengaplikasikan teknik baru tersebut pada lukisan Grasgrond (Tanah Rumput) karya Vincent van Gogh di Paris (1887), kini koleksi Museum Kroller-Muller. Di balik lukisan Grasgrond terdapat lukisan potret seorang wanita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keunggulan lain dari teknik radiasi synchrotron adalah pengukuran lapisan-lapisan cat di atas lukisan yang ditimpa tidak terganggu. Selain itu kecepatan pengukuran juga cukup tinggi, sehingga bidang yang relatif luas bisa divisualisasikan.
Berkat teknik ini para ahli sejarah seni bisa lebih mengerti bagaimana seorang Van Gogh mengembangkan diri sebagai pelukis. Selain itu dengan teknik ini bisa lebih mudah dilakukan penelitian untuk mengungkap lukisan tersembunyi pada lukisan lainnya.
Sebelumnya teknik yang digunakan untuk mengungkap Grasgrond karya Van Gogh adalah dengan radiasi sinar rontgen, namun teknik ini memiliki banyak kekurangan. Misalnya potret wanita di balik lukisan memang bisa terlihat, namum hanya seperti bayangan.
Artikel ilmiah mengenai penelitian ini bisa didownload di sini. (es/es)