Cina Sensor Akses Internet bagi Reporter Asing di Olimpiade Beijing

Cina Sensor Akses Internet bagi Reporter Asing di Olimpiade Beijing

- detikNews
Kamis, 31 Jul 2008 03:21 WIB
Beijing - Isu kontroversial kembali menggelayuti Olimpiade di Beijing setelah Pemerintah Cina mengumumkan akan membatasi kebebasan akses internet bagi ribuan reporter asing yang meliput perhelatan akbar tersebut. Keputusan itu dinilai telah melanggar janji Cina yang paling penting terkait dengan Olimpiade.

Sebagaimana diberitakan AFP, Rabu (30/07/2008), juru bicara Panitia Olimpiade Beijing Sun Weide telah memancing gejolak dengan pernyataannya bahwa reporter asing tidak akan memperoleh akses terhadap situs-situs yang dianggap sensitif oleh pemerintah komunis Cina.

"Selama pertandingan Olimpiade kami akan menyediakan akses internet yang memadai bagi para reporter," ujar Sun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun demikian, kata "akses yang memadai" ternyata menjadi batasan bagi kebebasan sepenuhnya bagi para reporter asing untuk mengakses internet. Sun menyebut salah satu situs yang akan disensor oleh Pemerintah China adalah yang terkait dengan gerakan spiritual Falungong.

Meski Sun tidak menyebut situs lain, namun para reporter yang mencoba mengakses situs-situs yang dianggap sensitif oleh Pemerintah China menemukan bahwa situs-situs tersebut tidak bisa diakses. Di antara situs-situs tersebut adalah situs milik pemerintah Tibet dan Amnesty Internasional serta situs-situs yang berisi informasi tentang tragedi pembantaian Tiananmen 1989 di mana tentara menggunakan kekerasan senjata yang brutal untuk membubarkan demonstrasi pro-demokrasi.

Dua minggu sebelumnya Presiden Panitia Internasional Olimpiade (International Oliympic Committee/IOC) Jacques Rogge menegaskan tidak akan ada sensor internet selama penyelenggaraan Olimpiade di China.

"Untuk pertama kalinya media asing akan meliput dengan bebas dan mempublikasikan hasil liputan mereka dengan bebas di Cina," katanya. "Tidak akan ada sensor internet," imbuhnya.

Keputusan Pemerintah Cina untuk menarik kembali janji yang telah dikeluarkannya untuk memberikan akses internet tak terbatas merupakan tamparan bagi Panitia Internasional Olimpiade yang telah berulangkali mengemukakan bahwa pemerintah Cina tidak akan membatasi media asing mengakses internet.

Sebuah kelompok kebebasan pers yang berbasis di Paris, Reporter Tanpa Batas, mengaku terkejut bahwa Panitia Internasional Olimpiade bertekuk-lutut semudah itu di hadapan Pemerintah Cina.

"Ketika Cina menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah Olimpiade mereka berjanji memberikan kebebasan pers penuh, dan itu seharusnya termasuk akses internet," kata Direktur Reporter Tanpa Batas Asia Vincent Brossel.

"Sungguh sebuah penghinaan bagi Jacques Rogge. Bagaimana mungkin Panitia Internasional Olimpiade selemah ini?" katanya.

Ketua tim Olimpiade dari Australia John Coates yang juga merupakan anggota Panitia Internasional Olimpiade mengungkapkan rasa frustasinya terhadap perubahan mendadak sikap pemerintah China tersebut. Dia menganggap pemerintah Cina telah mengingkari janjinya "yang paling penting" terkait dengan Olimpiade ini.

"Sangat mengecewakan...Saya rasa Panitia Internasional Olimpiade akan menganggap serius masalah ini," katanya kepada para wartawan. (hib/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads