Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) bidang ekonomi ini pernah dijebloskan ke penjara pada sewaktu peristiwa Malapetaka 15 Januari (Malari) di Jakarta tahun 1974.
Sjahrir memulai kegiatan politiknya sebagai aktivis, ketika masih menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), setelah lulus SMA dari Kolese Kanisius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir dari catatansyahrir.wordpress.com, Senin (28/7/2008) Sjahrir yang pada saat Malari telah lulus dengan gelar Sarjana Ilmu Ekonomi dari UI, hendak melanjutkan sekolah S2 atas beasiswa di Kennedy School of Government, Universitas Harvard.
Dia ditangkap, diadili, dan dijatuhi hukuman penjara 6,5 tahun. Dia dikenai tuduhan subversi dalam insiden Malari. Sjahrir pun mendekam selama hampir 4 tahun di penjara sebagai tahanan politik.
Ekonom putra pasangan Maโamoen Al Rasyid dan Roesma Malik, kelahiran Kudus 24 Februari 1945 itu akhirnya bisa juga berangkat ke Harvard University atas kebaikan Ford Foundation yang menjadi sponsornya.
Di Harvard pulalah, dia menjalin pertemanan dengan Ninoy Aquino dan Kim Dae Jung. Gelar doktor di bidang Ekonomi Politik & Pemerintahan pun disabetnya tahun 1983.
Perjalanan politiknya diteruskan ketika dia mendirikan Perhimpunan Indonesia Baru, pasca reformasi tahun 2001. Lembaganya itu bertugas mengawasi keputusan-keputusan pemerintah atas kebijakan-kebijakan tertentu, dan mengumumkan hasil pengawasan itu ke masyarakat.
Tak lama setelah itu, Sjahrir dan kawan-kawan mendirikan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) dalam Pemilu 2004. Sjahrir mencalonkan diri sebagai presiden waktu itu, namun tak cukup suara untuk maju ke babak berikutnya.
Namun, pengetahuan Sjahrir tidak sia-sia begitu saja. Presiden SBY yang pertama dipilih langsung oleh rakyat menunjuknya sebagai penasehat ekonomi Presiden dalam Wantimpres yang dilantik 11 April 2007.
Sjahrir juga aktif menuangkan pemikiran-pemikirannya dalam catatansyahrir.wordpress.com. Catatan terakhirnya ditulisnya tanggal 21 April 2008 dengan judul 'Zul: Calon pengganti Menko Perekonomian harus tegas'.
Menikah dengan seorang doktor di bidang antropologi yang kini menjabat ketua Asosiasi Antropologi Indonesia, Kartini Panjaitan, Sjahrir dikaruniai 1 putra bernama Pandu dan 1 putri bernama Gita.
Sjahrir dirawat di RS Mount Elizabeth, Singapura, sejak pekan kedua Juli 2008 ini. Di bawah pengawasan tim dokter kepresidenan, Sjahrir akhirnya menghembuskan napas terakhirnya hari ini, pukul 08.50 waktu Singapura. Selamat jalan Bung Sjahrir. (nwk/gah)