Rumah yang diobrak abrik milik keluarga Dalfas (44) dan Emi (29) warga Jalan Ki Merogan, terjadi pada Jumat (25/7/2008) pukul 13.00 WIB.
Puluhan preman itu, menyerbu rumah korban sambil membawa senjata tajam, dan senjata api. Seorang anak kecil, mengalami luka di keningnya karena lemparan senjata tajam, bahkan saat kejadian itu, terdengar dua kali suara tembakan hingga warga sekitar merasa ketakutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu keluar rumah, aku melihat ada beberapa orang yang menunjukkan gerak-gerak mencurigakan. Bahkan tetangga aku, Ud, tampak di sana bersama beberapa orang temannya," katanya.
Menyaksikan hal itu, korban merasa tegang lalu menelpon kakak kandungnya Dalfas. Dia meminta, agar sang kakak agar segera pulang ke rumah karena banyak orang yang berkumpul seperti mau menyerbu rumahnya.
"Dari balik jendela, aku melihat banyak parang di mobil itu. Orang-orang juga mulai berdatangan mendekati rumah kami. Aku ketakutan, Pak," ujarnya.
Baru saja Dalfas sampai di rumah, tiba-tiba saja puluhan orang muncul dan mendekati rumah Dalfas. Melihat hal itu, Emi kemudian menyuruh kakaknya masuk ke dalam kamar dan bersembunyi. Dalfas yang belum menyadari hal itu, menantang para penyerang itu. Tiba-tiba terdengar dua kali suara letusan senjata api.
"Keras sekali bunyinya. Aku bersama kakak langsung menunduk dan bersembunyi di dalam kamar. Sementara anak akuย Manda dan Putra masih berada di ruang tengah dekat televisi," ujarnya.
Dua kali bunyi tembakan senjata api itu, mengenai handuk yang sedang di jemur Emi hingga peluru tersebut tidak berhasil melukai Dalfas. Saat itu pula, puluhan orang masuk ke halaman dan melempari rumah korban habis-habisan. Hingga kaca jendela berhamburan.
Selain batu, beberapa orang tidak dikenal itu sempat melempar senjata tajam jenis pisau dapur, hingga mengenai kening Manda (5). Anak itu menangis ketakutan dan darahnya berhamburan. Dalfas dan Emi yang masih bersembunyi di dalam kamar kemudian menelepon Polsekta Kertapati Palembang.
"Aku sangat ketakutan Pak, orang โ orang itu berteriak-teriak menyuruh kakak saya keluar dari rumah. Sementara anak aku menangis ketakutan di ruang tengah," ujar Emi.
Penyerbuan itu berlangsung sekitar 10 menit, Emi juga sempat menyaksikan seseorang melemparkan cuka para dan mengenai celana hitam yang sedang di jemur. Beberapa botol minuman keras di lemparkan para penyerbu. Tiba-tiba saja terdengar suara huru hara dari para penyerbu lalu mereka bubar dari tempat tersebut.
"Mereka berlarian setelah terdengar suara sirine polisi yang datang. Namun, rumah kami berantakan dan kaca berhamburan," jelasnya.
Polisi kemudian memeriksa TKP dan mengamankan beberapa barang bukti, di antaranya satu pisauย dapur, dua botol minuman keras, sebutir peluru kaliber 1,5 milimeter, 2 vas bunga yang pecah, 2 bilah bambu bekas pagar, 2 batu dan pecahan kaca. (tw/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini