Jaksa Adi adalah anak buah Urip saat menjadi Ketua Tim 35 kasus BLBI untuk Bank Dagang Negara Indonesia milik Sjamsul Nursalim. Dia duduk di kursi saksi di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis (24/7/2008). Salah satu anggota majelis hakim, Andi Bachtiar, mencecarnya dengan beberapa pertanyaan.
"Apakah saudara pernah melakukan hubungan lewat telepon dengan terdakwa Urip?" tanya Andi kepada Adi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah benar nomor telepon genggam anda 0811 sekian-sekian?"
"Bukan. Nomor telepon genggam saya dari dulu 0816 1446 836. Saya tidak punya nomor telepon lebih dari satu."
"Tapi masih ingatkah Saudara adanya percakapan pada tanggal 19 Desember 2007 pukul 08.49 WIB tentang MSAA. Saudara bilang kalau tidak dijadikan perdata, uangnya tidak dapat," tanya Andi mencecar.
"Tidak," jawab Adi singkat
"Jadi tidak ngaku?"
"Tidak. Saya merasa tidak melakukan itu," tegas Adi mengukuhkan jawaban sebelumnya.
Merasa tidak mempan membuat Adi mengaku, Pak Hakim Andi pun meminta JPU memutar rekamannya. Terdengar suara perbincangan Urip dengan seorang bernama Adi.
Setelah selesai diperdengarkan, Adi tetap menolak mengakui jika itu suaranya.
"Itu bukan dialek saya dan bukan dari nomor saya. Nomor saya 0816 dari tahun 1998 tidak pernah ganti," terang Adi kepada majelis hakim.
Melihat kegigihan Adi dalam mempertahankan pendapatnya, Ketua Majelis Hakim Teguh Haryanto bertanya pada Urip, "Terdakwa, apakah itu memang percakapan saudara dengan Adi?"
"Bukan yang mulia. Nanti bisa saya jelaskan," jawab Urip tenang.
Dan di akhir sesi tanya jawab, Urip menjelaskan mengenai Adi yang berbicara dengannya melalui telepon tersebut. "Yang mulia, ini membuktikan teknologi bisa salah. Itu percakapan saya dengan Pak Adi dari BPK RI," beber Urip tetap memasang tampang serius. Hadirin yang hadir pun tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Urip. Ha.. ha.. ha...
Adi kemudian meminta izin kepada hakim untuk memutar percakapan tersebut secara keseluruhan. "Biar jelas. Kalau perlu dihadirkan saksi ahli," ujar Adi.
"Loh, ini bukan sidang Anda, kok Saudara yang ngotot. Tapi bagus itu," puji Teguh.
(ana/asy)