Syahrial Oesman, Prestasi Rakyat dan Sandungan

Pilkada Sumsel

Syahrial Oesman, Prestasi Rakyat dan Sandungan

- detikNews
Minggu, 20 Jul 2008 03:24 WIB
Jakarta - Sosok cagub Sumatera Selatan Syahrial Oesman paling enak dibicarakan. Ada yang menilainya sebagai sosok yang hebat, tapi ada juga yang sebaliknya. Hidup lelaki kelahiran 25 Mei 1955 ini juga cukup berliku.

Sejak kecil Syahrial Oesman telah ditinggalkan bapaknya, Oesman Ismail. Ibunya, Zaleha Oesman, dan dibantu saudara-saudaranya, membesarkan Syahrial Oesman.

Selama sekolah, pria yang menguasai 4 bahasa asing ini, dikenal cukup cerdas. Selama kuliah di Fakultas TeknikΒ  Universitas Sriwijaya, dia paling suka membaca buku filsafat. Namun, lantaran kondisi ekonomi keluarganya, Syahrial Oesman lebih memilih menjadi pegawai negeri, dibandingkan teman-temannya yang kariernya sukses di perusahaan swasta, seperti Armando Mahler (Presiden Direktur PT Freeport Indonesia), Bakti Setiawan (Dirut PT Semen Baturaja), Faisal Perdana (Direktur Umum dan SDM PT Semen Baturaja).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun 1999, seusai Soeharto jatuh, Syahrial Oesman tiba-tiba muncul di kancah politik di Sumatra Selatan. Dia yang sama sekali tidak dihitung, akhirnya memenangkan pertarungan pemilihan bupati Ogan Komering Ulu (OKU) 1999-2004. Hanya unggul 1 suara dari lawannya, Herman Deru. Namun, setahun sebelum jabatannya berakhir, dia juga dapat menumbangkan Rosihan Arsyad yang baru satu periode memimpin Sumsel, 1998-2003.

Kemenangan ini cukup dramatis, dia unggul satu suara. Lalu, dia yang diusung partai Golkar justru mendapat dukungan dari anggota dewan dari PDI Perjuangan, sehingga Megawati Soekarnoputri harus 'membangkucadangkan' sejumlah anggota dewan dari PDI Perjuangan.

Namun, selanjutnya, Syahrial Oesman justru menjadi akrab dengan Megawati. Bahkan dalam Pemilu 2004 lalu, dia sempat mengatakan siap memenangkan presiden perempuan pertama Indonesia itu.

Di awal pemerintahannya, Syahrial Oesman banyak diragukan. Tetapi, hanya berselang satu tahun, Syahrial Oesman sudah menarik perhatian banyak pihak. Dia mencanangkan program Sumsel Lumbung Energi Nasional.

Program ini mendorong banyaknya investor yang datang ke Sumatra Selatan. Selain itu, pembangunan infrastruktur juga berjalan pesat. Pembangunan ini sangat terasa pada kota Palembang. Tidak disitu saja, Syahrial Oesman juga memberikan subsidi kepada desa, sehingga dia menjadi kepala daerah pertama yang memberikan dana khusus bagi pembangunan desa. Dan, Syahrial Oesman pun mampu melobi pemerintah pusat untuk melanjutkan pembangunan pelabuhan internasional Tanjung Api-api yang menjadi impian masyarakat Sumsel sejak jaman kolonial Belanda.

Yang mengejutkan, Sumatra Selatan, yang selama ini tidak dipandang prestasi sepakbola, dikejutkan dengan hadirnya klub Sriwijaya FC, yang kemudian menorehkan prestasi yang luar biasa yakni menjadi klub pertama di Indonesia menyandingkan Piala Copa dan Piala Liga.

Atas prestasinya itu, Syahrial Oesman meraih pernghargaan Bintang Maha Putra Utama dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2007 lalu. "Semua prestasi itu merupakan hasil kerja rakyat Sumsel. Saya hanya menjembataninya. Ini prestasi rakyat," katanya.

"Dia merupakan gubernur sipil ketiga yang memimpin Sumsel, dan gubernur ketiga yang juga menerima gelar pahlawan, yakni setelah AK Gani dan Ali Amin," kata budayawan Palembang Djohan Hanafiah.

Kritik

Prestasi Syahrial Oesman itu tidak selalu mendatangkan pujian juga kritikan. Program Lumbung Energi Nasional, kata sejumlah pihak, belum menyentuh bagi kesejahteraan masyarakat Sumsel. Lalu, prestasi Sriwijaya FC bukan mengandalkan para pemain lokal melainkan para pemain asing.

Berbagai kritik itu dijawab Syahrial Oesman maupun pendukungnya dengan pernyataan bahwa Program Lumbung Energi Nasional memang tidak dapat dinikmati secara cepat, membutuhkan waktu atau tahapan, minimal 10 tahun dikerjakan. Sementara Sriwijaya FC belum dapat dipaksakan menggunakan pemain lokal, sebab belum ada pemain lokal yang berbakat, justru prestasi ini menjadi pendorong lahirnya pemain lokal yang berbakat.

Tapi, sandungan yang paling mengejutkan ketika KPK menelusuri adanya dugaan korupsi dalam pembangunan Pelabuhan International Tanjung Api-Api, Kabupaten Banyuasin, Sumsel. Syahrial Oesman bahkan turut diperiksa sebagai saksi dalam kasus tersebut.

Menanggapi hal itu, Syahrial Oesman sendiri mempersilakan KPK melakukan proses hukum. Tetapi, baginya tidak ada kata mundur bagi pembangunan pelabuhan tersebut.

"Itu merupakan impian rakyat Sumsel, bahkan Sumbagsel (Sumatra bagian Selatan). Jika pelabuhan itu selesai dibangun, rakyat Sumbagsel akan mengalami kemajuan dan kemakmuran," katanya.

Sandungan hukum lainnya, Syahrial Oesman diduga turut mendorong penyebaran video dan kliping soal tuduhan selingkuh terhadap Alex Noerdin. "Buat apa saya mengurusi hal seperti itu. Urusan rakyat itu jauh lebih penting," katanya seperti dikutip orang dekatnya.

Setelah digadang-gadang akan berpasangan dengan wakilnya selama memimpin Sumsel periode 2003-2008 yakni Dr Mahyuddin, ternyata Syahrial Oesman lebih memilih Helmi Yahya sebagai wakilnya dalam Pilkada Sumsel 2008-2013. Mereka diusung PDI Perjuangan, PKS, PPP, dan koalisi parpol kecil.
(tw/fiq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads