Diproduksi oleh Sintesa Group dengan pemeran utama Lim Kay Tong dan Shanty, The Photograph menyabet gelar pemenang kedua Special Jury Prize dan Ecumenical Jury Award.
Perolehan dua penghargaan itu mengukuhkan The Photograph sebagai satu-satunya film Asia yang pernah mendapat dua penghargaan sekaligus pada festival film paling bergengsi di Ceko, yang masuk lima besar festival film sedunia itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu 7 juri lainnya yakni Ivan Passer, Ted Hope, Vilmos Zsigmond (AS), Brenda Blethyn (Inggris), Ari Folman (Israel), Jan P. Muchow (Ceko), dan Johanna ter Steege (Belanda) sepakat menetapkan film Terribly Happy dari Denmark sebagai pemenang utama.
Nan T. Achnas seperti disampaikan Koordinator Fungsi Pensosbudpar Azis Nurwahyudi kepada detikcom pada Minggu (13/7/2008) petang ini menyatakan kegembiraannya karena film The Photograph yang baru pertama ikut festival film internasional ini ternyata langsung meraih pemenang kedua serta mendapat penghargaan khusus Ecumenical Jury Award. Selain piala, Achnas juga mendapat hadiah uang sebesar US$20.000.
Achnas juga bangga karena sebagai sutradara, filmnya sudah dua kali masuk kompetisi pada festival di Karlovy Vary. Film sebelumnya, Pasir Berbisik, belum berhasil meraih penghargaan. "Kemenangan kali ini merupakan pemicu untuk terus berkarya dan menembus perfilman di Eropa," ujar Achnas.
Film The Photograph memotret hubungan antarmanusia dengan latarbelakang perbedaan identitas, kepercayaan, ras, dan kebudayaan, di mana perbedaan itu hadir dan berinteraksi secara alami dalam keseharian kehidupan di Indonesia.
Tokoh utama film ini adalah seorang Tionghoa bernama Johan, tukang foto keliling, yang ingin memotret dirinya sendiri sebagai aksi terakhir dalam menutup kehidupannya, meskipun nyatanya foto terakhirnya malah diambil oleh Sita, penyanyi karaoke bar dan pekerja seks yang membantu Johan menjelang akhir hidupnya. Sita, orang yang dianggap paling tidak mungkin melakukan hal itu justru kemudian menjadi orang yang terpenting dalam saat-saat terakhir kehidupan Johan.
Sebelum kemenangan The Photograph tahun ini, film Indonesia terakhir yang mendapat penghargaan di Festival Film Karlovy Vary adalah Film Si Pincang yang disutradarai oleh Kotot Sunardi, yang mendapatkan penghargaan pada tahun 1950-an.
Lebih dari sepuluh ribu orang menghadiri festival film Karlovy Vary tersebut, termasuk sejumlah bintang film sohor, antara lain Robert de Niro, Arthur Berning, Mohan Agase, Brenda Blethyn, Ari Gold, dan Sergey Gazarov. Sementara itu 623 wartawan dari berbagai negara juga telah meliput penayangan 477 film selama berlangsungnya festival tersebut.
The 43rd Karlovy Vary International Film Festival itu diikuti oleh 15 film panjang dan 16 film dokumenter pilihan dari berbagai negara. Sedangkan dalam kategori East of the West diikuti oleh 15 film dari Eropa Tengah dan Timur termasuk dari negara-negara bekas Uni Soviet. (es/es)