Namun tak dinyana, nenek yang menetap di Desa Caringin, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ini di akhir hidupnya mewariskan bisnis beromset miliaran rupiah!
Dari mana angka ini didapat? Mari kita hitung. Jika ada pasien datang untuk dipijit Mak Erot, maka pasien harus merogoh kocek cukup dalam untuk biaya pendaftaran dan praktek, Rp 700 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haji Ulloh, panggilan akrab Saepulloh, menuturkan, ia bekerja 7 hari seminggu. Khusus hari Jumat, ia baru buka usai menunaikan salat Jumat.
"Emak (Mak Erot) pernah berpesan, selarut apa pun kalau ada yang minta diobati ya harus. Walau kita baru tidur satu atau dua jam," ujar pria berkaca mata ini pada detikcom di rumahnya, Jalan Puncak Bungur, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Kamis malam (10/7/2008).
Rumah Haji Ulloh cukup megah. Di depan rumahnya juga terdapat sebuah counter HP yang dikelola adiknya. Ia mengaku karena banyak pasien dari luar kota ia harus membagi waktunya seminggu di Jakarta dan seminggu di Sukabumi.
Nama Mak Erot masih menjadi trade mark untuk urusan yang satu ini. Sebagai pewaris, kini aliran rupiah ini pun mengalir ke Haji Ulloh.
(rdf/nrl)