Gus Choi dan Nasi Kucing

Gus Choi dan Nasi Kucing

- detikNews
Kamis, 03 Jul 2008 15:31 WIB
Jakarta - Tidak banyak yang tahu kalau ternyata Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR Effendy Choirie suka nasi kucing (bukan nasi makanan kucing lho). Hidangan khas Solo-Yogya ini disukai Gus Choi, panggailan akrabnya, karena murah dan sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW. Lho kok?

"Nabi bersabda, berhentilah sebelum kamu kenyang. Nah nasi kucing ini pas untuk melaksanakan sunah Nabi tersebut. Selain juga murah," begitu argumen Gus Choi pada detikcom di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (3/7/2008).

Politisi PKB ini lantas menceritakan masa lalunya sebelum menjadi anggota DPR. Suasana prihatin yang dialaminya itulah yang membuat kehidupannya tetap sederhana meski sudah menjadi pejabat negara dan menyandang gelar doktor dari 2 universitas yakni University of Malaya Malaysia dan Universitas Padjadjaran Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya itu kalau makan nasi kucing selalu ingat masa lalu saya. Karena sebagai keluarga besar yang berlatar belakang pesantren, orangtua saya selalu mengajarkan kesederhanaan," ingat Gus Choi.

"Bahkan suatu saat, saya pernah disuruh bantu orangtua di sawah. Karena saat itu bapak hanya dikirimi bekal satu bungkus, sementara kami berempat semua lapar. Jadilah nasi satu bungkus itu kita bagi," terang Gus Choi sambil tertawa.

Sebagai salah satu petinggi FKB, Gus Choi tergolong paling sering makan nasi kucing dengan wartawan. Ini semua terjadi karena tempat jualan nasi kucingnya di lingkungan pressroom DPR. Gus Choi selalu menolak mentah-mentah tawaran makan nasi biasa jika masih ada nasi kucing.

Nasi kucing adalah nasi khas Yogya-Solo yang biasa dijual di pinggir jalan (warung angkringan atau hek). Bungkusan nasi ini besarnya sekepalan tangan atau setara dengan 5 kali sendokan. Saking sedikitnya nasi ini, maka disebut 'nasi kucing'. Nasi ini berlauk secuil ikan atau orek tempe plus sambal. Dimakan bersama aneka sate atau lauk lainnya seperti tahu tempe, yang dihangatkan dengan cara dibakar.

Sekitar tahun 2000, harga nasi kucing sekitar 500 rupiah per bungkus. Namun seiring inflasi, kini merangkak menjadi Rp 1.000-2.000.

Khusus nasi kucing di pressroom DPR dibanderol Rp 3.000/bungkus dengan lauk ikan laut.        

(yid/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads