"Lagu ini saya ciptakan khusus buat dia (Maftuh). Saya memang tidak mengenalnya, tapi saya mendukung perjuangannya," tutur Franky dari atas panggung.
Tidak lama, jari-jari lelaki berdarah Ambon ini pun memainkan dawai gitar. Ia lalu mulai menyanyikan lagu yang belum diberi judul itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lirik lagu Franky ini lalu disambut tepuk tangan oleh para mahasiswa. Tidak sedikit dari mereka yang menimpali Franky saat bernyanyi. "Presiden dan polisi busuk. Telah membunuh kawan kami," teriak mahasiswa.
Franky sampai mengulangi kembali tembangnya. "Yang hp-nya bisa ngambil video, silahkan lagunya direkam. Karena lagu ini belum masuk rekaman. Jadi nanti-nantinya teman mahasiswa bisa nyanyikan. Intel yang ada disini juga bisa rekam," tuturnya.
Di depan mahasiswa, Franky juga menyanyikan sejumlah lagu yang mengkritik pemerintah. Salah satunya memplesetkan lagu Madu dan Racun yang tenar pada era 90-an.
Malam Renungan kematian Maftuh bertepatan dengan 7 hari meninggalnya mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2003 itu. Renungan dihadiri oleh sejumlah tokoh diantaranya penyair WS Rendra, ketua Ikhwanul Muslimin Indonesia (IMI) Habib Husein Al Habsy, Anggota DPR Fraksi Golkar Yudi Kusnandi, dan sejumlah tokoh LSM.
Maftuh menjadi korban penyerbuan polisi ke kampus Unas pada 24 Mei 2008 yang lalu. Kematiannya hingga kini masih menjadi kontroversi.
(gun/irw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini