Setidaknya ada dua hal yang berperan penting dalam kenaikan itu selain dakwah, yaitu imigrasi dan jumlah anak.
"Banyak Imigran ke sini yang berasal dari negara-negara mayoritas muslim, seperti Turki, Pakistan, dan sebagainya. Satu lagi, karena kita di sini punya lebih banyak anak dibandingkan dengan penduduk asli sini," kata Direktur Islamic Center Wina Fareed Al Khotani kepada wartawan detikcom Gagah Wijoseno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari istri pertama yang sudah pisah ada 3 anak. Sedangkan sisanya (7 anak) dari istri saya yang sekarang ini," ungkap dia saat ditemui seusai salat Jumat di dalam masjid, Jumat (20/6/2008).
Bagi dia, mendidik dan membesarkan 10 anak tidak sulit. Kuncinya adalah komunikasi dan waktu khusus untuk mereka.
Lebih lanjut, Fareed mengatakan hubungan pemerintah Austria dengan komunitas muslim terjalin dengan baik. Termasuk tatkala imej Islam dipropagandakan buruk sekali pun karena serangan terhadap menara kembar di AS.
"Itu tidak ada pengaruhnya. Kita sudah punya hubungan baik sejarah ratusan tahun. Setelah kejadian itu (serangan WTC), menteri dalam negeri di sini bersama menteri terkait langsung berkumpul dan mengumumkan hal itu tidak ada hubungannya dengan muslim," terang dia.
Paham sekuler yang dianut Austria dapat diadaptasi dengan minoritas muslim. Tidak heran kalau Austria, menurut Fareed, menjadi model di Eropa lainnya sebagai multi-cultural society yang penuh harmoni.
"Kita jadi model bagaimana Kristen yang mayoritas berhubungan dengan muslim," ucapnya bangga. (gah/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini