Wartawan Jambul Tintin Comeback

Wartawan Jambul Tintin Comeback

- detikNews
Minggu, 15 Jun 2008 18:45 WIB
Jakarta - Wartawan legendaris Tintin, kembali hadir di Indonesia. Aneka kisah petualangan yang seru tapi lucu dan penuh kebetulan itu, bisa Anda temukan lagi di rak-rak toko buku terkemuka.

Sejak penerbit Indira gulung tikar, Tintin terpaksa harus 'meninggalkan' Indonesia. Baru pada Mei lalu wartawan berambut jambul itu datang setelah penerbit Gramedia menguruskannya 'izin tinggal' di Indonesia.

Tintin tetap mengajak anjing kecil dan teman-teman serta lawan-lawan lamanya yang konyol. Yakni duo detektif kembar sok jago, pensiunan kapten pelaut yang pemabuk dan gemar memaki, ilmuwan pikun, biduanita top dan jutawan kaya bandar mafia internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi mereka sekarang punya nama baru. Misalnya saja Dupont dan Dupond adalah nama baru detektif kembar Thomson dan Thompson, sedangkan Calculus si professor berganti nama menjadi Lakmus. Snowy si anjing berganti jadi Milo.

Perubahan nama ini karena perbedaan rujukan komik yang diterjemahkan penerbit. Bila Indira menerjemahkan dari edisi Belgia, pihak Gramedia menerjemahkannya dari edisi Perancis.

Perbedaan versi rujukan ini sedikit berpengaruh pada judul komik. Seperti
'Tawanan Dewa Matahari' menjadiย  'Di Kuil Matahari', lalu 'Misteri Bintang Jatuh' jadi " 'Bintang Misterius' dan 'Cerutu Sang Firaun' untuk 'Cerutu Sang Pharaoh'.

Bedanya tipis saja kan? Sama sekali tidak berpengaruh pada kenikmatan membaca. Hanya perlu pembiasaan sedikit bagi Anda yang terlanjur cinta dengan Tintin terbitan Indira.

Perbedaan mencolok antara Titin terbitan Gramedia dan Indira adalah ukuran fisik buku komik yang hanya 15 cm x 22 cm. Meski demikian susunan strip komik di setiap lembar halamannya tidak ada perubahan.

Terus terang, justru ini yang paling mengganggu. Ukuran teks yang dengan sendirinya ikut mengecil hingga sedikit sulit dibaca bila kalimatnya panjang. Tiba di halaman pertengahan mata mulai terasa lelah, apalagi bila Anda membacanya sambil tiduran.

Sebagai 'kompensasi' pihak Gramedia melengkapi jumlah seri Tintin yang mereka akan terbitkan, lebih banyak tiga seri dari 21 terbitan Indira. Di
dalam line-up terdapat judul 'Tintin di Congo', 'Tintin di Tanah Sovyet' dan 'Tintin dan Aplha-Art'.

Tapi sejauh ini baru lima seri telah terbit yang berkisah saat Tintin masih bersolo karir. Melihat segala perubahannya maka seri paling bikin penasaran adalah 'Rahasia Unicorn' yang mengisahkan awal perkenalan Tintin dengan Kapten Haddock, Bianca Castafiore dan Profesor Calculus.

Entah seperti apa bunyi sumpah serapah khas Kapten Haddock itu jadinya.
Biang panu, sejuta topan badai, babon bulukan! (lh/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads