Gyanendra akan pindah ke bekas pondokan berburu kerajaan di pinggiran Kathmandu, ibukota Nepal.
"Dia pergi hari ini. Dia sedang berkemas-kemas," kata Phanindra RajPathak, kepala sekretariat pers istana seperti dikutip kantor berita AFP, Rabu (11/6/2008).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Majelis konstitusional tersebut didominasi oleh para pejuang Maoist, yang memang telah lama menginginkan penghapusan kerajaan Nepal.
Gyanendra naik takhta pada Juni 2001 lalu setelah peristiwa pembantaian di istana. Saat itu, putra mahkota yang sedang mabuk dan menggunakan narkobam, membunuh sebagian keluarganya sebelum kemudian bunuh diri.
Dengan berakhirnya sistem kerajaan, Gyanendra kini menjadi warga negara biasa. Namun Gyanendra diperkirakan telah memiliki kekayaan senilai hampir US$ 200 juta yang diinvestasikan pada sejumlah perusahaan Nepal. Belum lagi dana dalam jumlah besar yang disimpan Gyanendra dalam rekening di luar negeri. (ita/nrl)