Hal itu tertuang dalam buku karangan Djuyoto Suntani berjudul 'Tahun 2015 Indonesia Pecah'. Buku tersebut dibedah dalam diskusi di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (14/5/2008).
Buku itu menggambarkan keadaan Indonesia pada 7 tahun mendatang. Dikatakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan terpecah belah menjadi 17 bagian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ramalan sang penulis ditanggapi skeptis oleh Direktur lingkar Madani Ray Rangkuti. Ray mengatakan, desentralisasi sebagai penghancur NKRI yang disebut dalam buku itu, justru merupakan pemersatu bangsa.
"Kita mulai bisa menerima etnis lain untuk memimpin sebuah daerah. Contohnya Gubernur Gorontalo dipimpin yang keturunan Arab," ujar Ray.
"Etnis dan agama kini tidak lagi dianggap dalam pilkada. Yang dilihat adalah prestasinya," lanjutnya.
Sementara Sekjen KNPI Munawar Fuad Noeh, isi buku tersebut kurang menarik. "Buku ini kalau dijadikan salah satu untuk kandidat doktor pasti ditolak. Tapi ya sudahlah kita harus hargai karena sudah ditulis dan diterbitkan," imbuhnya.
Selain Indonesia, buku ini juga menjelaskan tentang lembaga swadaya masyarakat internasional yang membuat garis kebijakan mendasar penciptaan tata dunia baru.
Disebutkan juga Uni soviet telah terpecah menjadi 15 negara merdeka. Sedangkan Yugoslavia, Kosovo dan Cekoslovakia akan menjadi 6 negara yang merdeka. (ptr/aba)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini