Salah satu pelaksanaan tugas pembekalan BBM di dalam negeri adalah menyelenggarakan kegiatan penyediaan BBM untuk bidang aviasi (penerbangan). Salah satu fungsinya adalah mengadakan pengkajian, penilaian dan pemrosesan atas usul pembangunan depo pengisian BBM untuk pesawat udara. Bandara Pondok Cabe merupakan salah satu perluasan sarana dan fasilitas pembekalan bahan bakar pesawat udara di DKI Jakarta/Jawa Barat di bawah bagian Aviasi/Operasi UPPDN III.
Areal ini dinamakan Pertamina sebagai Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Pondok Cabe. Depo ini melayani pengisian BBM pesawat yang beroperasi di Bandara Pondok Cabe yang terdiri dari pesawat carter, pesawat latih/aero sport dan pesawat milik militer (Penerbad/Polri/ danAirud).
Secara administratif, tanah Pertamina di Pondok Cabe yang mempunyai luas 140 hektar (ha) berada dalam wilayah Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang. Untuk menuju lokasi ini, seseorang harus melewati lalu lintas kendaraan yang padat merayap karena ruas jalannya yang cukup sempit. Bila lalu lintas lancar, bandara ini bisa ditempuh dengan mobil pribadi hanya 20 menit dari Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
"Bandara ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah di dalam mengatasi kepadatan lalu lintas pesawat, dikarenakan ditutupnya Bandara Kemayoran, pemindahan operasi penerbangan sipil dan ABRI dari Bandara Halim Perdanakusumah ke Bandara Pondok Cabe," kata Wisnuthoro, humas dari PT Pertamina kepada detikcom.
Kawasan Pondok Cabe tersebut juga digunakan oleh Pertamina sebagai home base beberapa perusahaan penerbangan dan kegiatan service/small repair beberapa jenis pesawat. Beberapa perusahaan yang ditangani di Bandara Pondok Cabe ini antara lain Penerbad (Penerbangan TNI Angkatan Darat), PT PAS (Pelita Air Service), IAT ( Indonesia Air Transport), Deraya, Derazona, FASI ( Federasi Aero Sport Indonesia), dan Polri/Airud.
Untuk penyediaan BBM, DPPU Pertamina Pondok Cabe ini memiliki kapasitas yang hampir sama dengan DPPU Halim Perdanakusuma. Yaitu memiliki empat tangki timbun semi buried dengan kapasitas masing-masing 100 KL. Jadi, total kapasitas 400 KL untuk produk avtur yang disuplai dengan mobil tangki bridger dari instalasi Tanjung Priok atau pun dari DPPU Soekarno-Hatta. Untuk pompa pengisian pesawat, tersedia 3 unit yang terdiri dari 2 pompa Stork dan 1 pompa Gurmann.
Lantas bagaimana bila Bandara Pondok Cabe ini dikembangkan menjadi bandara komersial? Wisnuthoro mengaku pihaknya bersedia saja melakukan kerja sama dengan siapa pun asal sama-sama menguntungkan. Namun Wisnu menjelaskan hingga saat ini Pertamina belum menerima proposal mengenai pengembangan Bandara Pondok Cabe menjadi bandara komersial.
"Sampai saat ini belum ada proposal dari manapun yang meminta kepada Pertamina untuk memberikan izin pengembangan bandara seperti yang diberitakan oleh media. Mungkin saja ini dilakukan oleh Pelita yang merupakan anak perusahaan dari Pertamina dan silakan tanya kepada Pelita," kata Wisnu.
Bandara kecil Pondok Cabe yang terletak di Kabupaten Tangerang akan disulap menjadi bandara komersial bukanlah rencana main-main. Bandara Pondok Cabe ini juga akan disulap dijadikan bandara alternatif, selain Halim Perdanakusumah yang menangani penerbangan khusus domestik. Pembangunan proyek bandara ini akan dimulai pada awal tahun 2009.
Wacana pembangunan bandara ini didukung oleh investor asing yang khusus dan biasa menangani pengembangan dari bandara. Investor ini bernama Australia Agency Airport (AAA) dengan menginvestasikan dana sejumlah US$ 150 juta untuk Bandara Pondok Cabe. Investor ini didapatkan oleh Rano karno yang kini menjabat sebagai Wakil Bupati Tangerang.
Rano yang mengenakan batik coklat saat ditemui detikcom pekan lalu mengatakan dirinya tidak mengetahui dan memahami masalah teknis pengembangan dan kelayakan Bandara Pondok Cabe. Bagi dia, yang terpenting adalah perekonomian masyarakat Kabupaten Tangerang bisa bergerak. Sebab, dengan berdirinya bandara ini nantinya bisa memperluas lapangan kerja dan menambah dana untuk APBD Kabupaten Tangerang. Selain itu wacana ini lahir karena ingin menjadikan Pondok Cabe sebagai alternatif dari Bandara Soekarno Hatta yang sering mengalami masalah banjir.
"Masterplan dari pengembangan Bandara Pondok Cabe sudah ada, karena sudah menjadi bandara udara sejak dulu. Kita hanya memakai masterplan yang lama saja, Amdal juga mengenakan yang lama saja karena tidak ada pengembangan yang signifikan," tegas Rano Karno.
Rano juga menjelaskan Pemkab Tangerang tidak akan membuat surat perizinan baru karena hal itu merupakan tanggungjawab dari pihak swasta. Dalam proyek ini Pemkab hanya sebagai fasilitator saja karena Pondok Cabe berada di dalam kawasan Kabupaten Tangerang.
Akankah rencana besar ini menjadi kenyataan? (ron/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini