Saat acara pamitan raja Kraton Yogyakarta itu berpesan agar keduanya tidak saling merendahkan atau menguasai, namun duduk sama rendah dan berdiri sama atau saling menjaga diri dan menjaga martabat. Sebab keduanya sudah menjadi sebuah keluarga besar.
Pesan itu disampaikan Sultan didampingi permaisuri GKR Hemas saat acara pamitan di Gedhong Jene kraton, Sabtu (10/5/2008). Hadir dalam acara itu adik Sultan, KGPH Hadiwinoto, GBPH Prabukusumo, putri sulung Sultan, GKR Pembayun bersama suami KPH Wironegoro, GKR Condrokirono, GRAj Nurabra Juwita, GRAj Nur Astuti Wijareni. Sedang dari besan, ibunda Hj Handyati Djuwanto dan Didik Nugrahanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai orangtua, kami punya kewajiban untuk mengawinkan anak dan hanya bisa mengantarkan anakn sebagai keluarga. Orangtua sudah tidak ikut campur lagi sebab semuanya juga sudah sama dewasa," pesan Sultan.
Sultan juga berpesan agar keduanya berbuat baik, tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan orang lain. Kedua mempelai harus bisa saling menerima perbedaan, saling menjaga, saling menghargai, tidak saling menguasai serta menjaga martabat.
"Bisa saling membangun dialog. Semua harus jujur, itu penting dan jalan yang laing baik. Jangan ada yang saling menyalahkan, duduk sama rendah berdiri sama tinggi," kata Sultan.
Seusai memberikan pesan, kedua mempelai kemudian meminta doa dan restu dari Sultan dan Hemas. GKR Maduretno kemudian mencium lulut Sultan dan Hemas yang dilanjutkan oleh KPH Purbodiningrat. Mereka juga meminta restu kepada semua yang hadir di Gedhong Jene, termasuk kepada kakak Purbodiningrat, Didik Nugrahanto dan ibu Hj Handayati Djuwanto.
Seusai pamintan, rombongan yang dipimpin KGPH Hadiwinoto dan GBPH Joyokusumo kembali ke Dalem Kesatriyan. Rombongan besan selanjutnya pamit pulang ke rumah melalui regol/pintu belakang Magangan. (bgs/ndr)