Tanjung Api-Api dari It Tsing, Belanda, Hingga Indonesia

Tanjung Api-Api dari It Tsing, Belanda, Hingga Indonesia

- detikNews
Sabtu, 10 Mei 2008 12:42 WIB
Palembang - Pembangunan pelabuhan samudera Tanjung Api-Api tengah dirudung persoalan hukum. Tapi usut punya usut, ternyata pembangunannya sudah direncanakan sejak zaman kolonial Belanda, atau sejak 1931.

Pelabuhan yang terletak di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan ini memang memiliki potensi menjanjikan. Tapi, lantaran berlangsung Perang Dunia II dan Belanda terusir dari Indonesia, pembangunan pelabuhan samudera yang hendak dilakukan pada waktu itu terhenti.

Nah, baru tahun 1970-an, ketika Asnawi Mangkualam menjadi gubernur Sumatra Selatan wacana pembangunan pelabuhan samudera itu mencuat kembali.
 
"Asnawi Mangkualam menemukan renstra pembangunan oleh kolonial Belanda mengenai pelabuhan itu. Dia pun mengajak sejumlah pihak mendiskusikannya," kata budyawan Djohan Hanafiah, kepada detikcom, di rumahnya, Jl Rajawali, Palembang, Sabtu (10/5/2008).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Djohan memperkirakan, dasar rencana pembangunan pelabuhan oleh kolonial Belanda itu, selain pertimbangan geografis juga berdasarkan catatan It Tsing, seorang pelajar dari Tiongkok yang belajar di perguruan tinggi Sjadjakirti pada masa kerajaan Sriwijaya.
 
Dari catatan It Tsing, disebutkan ada sebuah daerah pelabuhan besar antara kerajaan Melayu (Jambi) dan Sriwijaya (Palembang). Daerah yang ditulis It Tsing Mohosin (Banyuasin) itu ramai dengan kapal-kapal niaga.
 
"Jadi, sebenarnya pelabuhan itu sebagai wujud kolonial Belanda mengembalikan kekuatan ekonomi kerajaan Sriwijaya. Sebab Sriwijaya merupakan kerajaan yang berjaya dengan meliter maupun bisnis di laut," terang Djohan.
 
Bila masa Asnawi hanya sebatas wacana, pada masa Sainan Sagiman memimpin Sumsel, usulan pembuatan pelabuhan ini ditolak pemerintah pusat. Ramli Hasan Basri meneruskannya dengan membuat sebuah jalan raya menuju Tanjung Api-Api.
 
Lalu, pada masa Rosihan Arsyad, yang merupakan perwira angkatan laut, selain melakukan penelitian juga melobi sejumlah investor, meskipun akhirnya bermasalah lantaran si investor tidak bonafide.
 
Nah, saat Syahrial Oesman memimpin Sumatra Selatan, rencana pembangunan pelabuhan itu melangkah lebih maju. Pemerintah pusat mendukungnya, dan investor sudah banyak menyatakan akan melakukan investasinya. Rencananya tahun 2008 ini akan dilakukan tender pengerjaan pelabuhan itu.
 
"Saya pikir persoalan yang menimpa Tanjung Api-Api cukup wajar, sebab begitu banyak kepentingan yang bersentuhan di sana. Sebab kalau pelabuhan itu memang benar-benar terwujud akan terjadi perubahan ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat Sumatra bagian Selatan (Sumsel, Lampung, Jambi, dan Bengkulu)," tandas Djohan.
 
Jadi, Djohan melanjutkan, meskipun pembangunan pelabuhan menghadapi kendala hukum, sebaiknya pembangunan terus berjalan. "Ini mimpi rakyat Sumsel sejak dulu, dan dampaknya banyak bagi kepentingan masyarakat," tutupnya. (tw/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads