Demikian dinyatakan pemilik kos, Nina (40). "Tiap hari Rabu, Sabtu dan Minggu saat waktu pesiar Chris datang kesini atau hanya menyimpan barang saja," jelas Nina saat ditemui di rumah kosannya, Senin (5/5/2008).
Nina mengaku kaget atas kematian Chris ini sebab yang dia tahu kondisi Chris sebelumnya terlihat sehat. Nina sendiri mendapat informasi mengenai Chris dirawat di Rumah Sakit Advent pada hari Sabtu melalui rekan Chris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Chris, lanjut Nina, ada dua mahasiswa IPDN lainnya yang menyewa kamar kos di tempat ini. Sisanya adalah mahasiswa dari Unpad.
Total kamar kos 15 kamar masing-masing berukuran 3x3, 8 lantai di atas dan 7 lantai bawah. Chris menempati kamar no 3a lantai 2. Per bulannya membayar Rp 150 ribu. Berdasarkan pantauan detikbandung, kamar Chris bercat warna biru. Di dalamnya terdapat satu kasur, bantal, satu guling, dispenser yang di atas galonnya ada empat korek gas dan dua korek api. Satu lemari kayu ukuran sedada dengan kalender duduk yang ada di atasnya. Ada pula obat nyamuk elektrik, obat nyamuk semprot, tiga bungkus deterjen, satu braso, lima gantungan baju tertempel di tembok dan satu gantungan baju tergeletak di karpet.
Fakta ini berbeda dengan apa yang disampaikan Purek III Djufri Sinaro sebelumnya. Menurutnya Chris tidak menyewa kamar di luar barak kampus.
Berita-berita selengkapnya mengenai kematian praja IPDN ini bisa dibaca di: www.detikbandung.com. (ern/asy)











































