Informasi banteng masih berkeliaran bebas di rimba Kalimantan ini disampaikan tim peneliti Yayasan Orangutan Indonesia (Yayorin) dalam siaran pers yang diterima redaksi detikcom, Selasa (29/4/2008).
Meski melakukan riset orangutan, Yayorin juga menemukan informasi keberadaan banteng dari warga setempat di kawasan Belantikan Hulu, Kalimantan Tengah, sejak tahun 2003 lalu. Informasi ini tentu saja sangat berharga karena diduga sebaran banteng di Pulau Kalimantan saat ini makin terbatas dan informasi sebarannya belum banyak diketahui secara pasti
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jejak telapak kaki banteng dan kotoran hewan ini beberapa kali ditemui di beberapa lokasi sopanan, namun tim survei belum sepenuhnya menyakini hasil temuan-temuan tersebut karena masih ada kemungkinan itu merupakan jejak kaki dan kotoran sapi yang umum ditemui di Belantikan. Akan tetapi, apabila memang demikian, timbul pertanyaan mengapa sapi-sapi itu harus mencari makan sangat jauh dari desa.
Pada tanggal 20 November 2007, tim dari Yayorin kembali melakukan survei di kawasan Bukit Durian, Desa Kahingai. Di sana tim survei mendapatkan temuan yang mengejutkan yaitu tapak banteng sebanyak 2 buah yang tercetak dengan baik. Ukuran tapak banteng tersebut adalah 12 cm x 11,5 cm dan 14 cm x 13 cm.
Berdasarkan ukurannya, tim diperkirakan jejak-jejak tersebut adalah milik seekor banteng jantan dan seekor banteng betina. Tapak banteng ini ditemukan di habitat yang didominasi oleh rumpun bambu, sesuai dengan informasi dari masyarakat bahwa banteng lebih sering ditemukan di sekitar sumber air garam (saltlick) dan juga sering ditemukan disekitar rumpun bambu. Beberapa lokasi dimana pernah ditemukan jejak dan kotoran banteng diantaranya adalah Sopanan Penggaraman, Sopanan Pasiran, Sopanan Plemodaan dan Sungai Kuli. (aba/aba)