Wiranto yang kini menjadi Ketum DPP Hanura tidak banyak berkomentar soal NAMRU-2. Berikut petikan wawancara singkat dengan Wiranto usai menemui Ketum PBNU Hasyim Muzadi di Kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta, Senin (28/4/2008)
Soal NAMRU bagaimana, Pak?
Kenapa to itu melulu. Yang dulu kan beda dengan sekarang. Sudahlah.
Bapak pernah mengeluarkan surat untuk menghentikan kerjasama dengan NAMRU?
Saya lupa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat tertanggal 9 November 1998 itu juga ditujukan pada Menlu RI Ali Alatas di era Presiden BJ Habibie. Pada Ali dan Farid,Β Wiranto meminta penghentian kontrak proyek laboratorium NAMRU yang ketika itu sudah berlangsung 28 tahun.
Alasan yang dikemukakan dalam surat bernomor K/595/M/XI/1998 itu merujuk pada hasil temuan lapangan Mabes ABRI dan saran KA BPPIT Dephankam bahwa selama itu proyek yang lengkapnya bernama Naval Medical Research Unit itu tidak membawa keuntungan bagi Pemerintah Indonesia.
"Maka demi kepentingan Hamkamneg (pertahanan dan keamanan negara), disarankan Pemerintah RI dalam hal ini Depkes RI untuk mengakhiri kerjasama tersebut," demikian permintaan Wiranto di akhir suratnya. (nvt/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini