"Itu memang tudingan yang mengada-ada, karena ada wartawan dan kalangan media di Indonesia tidak pernah melibatkan diri dalam pertikaian apapun di Timor Leste," kata Direktur Eksekutif Center for Information and Development Studies (Cides) Syahganda Nainggolan dalam surat elektronik yang diterima detikcom, Minggu (27/4/2008).
Syahganda juga menyesalkan pernyataan 'tidak berhati-hati' semacam itu keluar dari seorang presiden yang meraih nobel perdamaian dunia. "Tidak mungkin hal konyol atau melebihi batas etika jurnalistik dilakukan oleh Desi Anwar," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya publik di Indonesia cukup apresiatif terhadap Ramos Horta, namun hal itu akan menjadi bumerang bila Horta terlalu gampang menuduh tanpa adanya kesalahan. Horta juga perlu cermat dan selektif terhadap suatu informasi yang diterimanya," kata Syahganda.
Syahganda juga mengatakan, Horta sepatutnya menempatkan kalangan wartawan dan pihak media di Indonesia sebagai sahabat. Selama ini, media di Indonesia dinilai ikut serta dalam menjaga stabilitas politik Timur Lesta sebagai negara berdaulat.
"Tuduhan Desi Anwar sebagai 'kaki tangan' pemberontak Alfredo Reinado jelas sebuah pernyataan internasional yang tidak lucu,β tandasnya.
(ken/ken)