Fahri dijodohkan oleh Syaikh Ustman Abdul Fattah, ulama besar Mesir yang menjadi gurunya dengan Aisha, keponakan salah seorang teman si Syaikh. Sebelum menikah Fahri hanya melakukaan taaruf alias perkenalan. Setelah taaruf itu, seminggu kemudian, Fahri dan Aisha melangsungkan akad nikah.
Kisah Fahri dan Aisha itu memang hanya cerita fiksi yang dikarang oleh Habiburrahman El Shirazy dalam novel Ayat Ayat Cinta (AAC) yang kemudian difilmkan. Namun ternyata kisah serupa Fahri tidak jarang dijumpai di dunia nyata. Salah satu contohnya adalah yang dilakukan Ketua MPR Hidayat Nurwahid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hidayat, ayah dari empat putra itu dijodohkan dengan Diana oleh Yoyoh Yusroh, anggota DPR dari PKS. Diana, merupakan murid Liqok, Yoyoh. Mendapat profil Diana, Hidayat yang sejak kematian istrinya terus menerus ditawari jodoh oleh teman-temannya itu, kali ini merasa sreg. Demikian pula Diana.
Maka kemudian mereka pun melakukan taaruf alias perkenalan. Menurut Diana, taaruf yang dilakukan dengan Hidayat lebih ribet dibandingkan taaruf yang dilakukan Fahri dan Aisha. “Kalau di Ayat-Ayat Cinta itu, kan tokohnya bukan Ketua MPR, jadi lebih simple, nggak ribet,” cerita Diana saat ditemui detikcom, pada 16 April lalu.
Diana yang ditemui satu hari setelah acara pinangan itu tampak bahagia. Perempuan berdarah Arab itu ceria dengan mengenakan kerudung warna ungu dengan t-shirt lengan panjang biru tua serta jins warna biru. Diana mengaku baru mengenal Hidayat 3 minggu dan sudah melakukan pertemuan sebanyak 3 kali.
Dalam taaruf pertama kali, Diana dan Hidayat memperkenalkan profilnya masing-masing. Saat itu, selain kedua keluarga, taaruf juga dihadiri Yoyoh Yusroh. Dia mengaku surprise setelah bertemu langsung dengan Hidayat.
Ia tidak menyangka pria yang profilnya telah diketahuinya dari berita di media massa ternyata orang yang sederhana, rendah hati dan sabar. Berbeda dengan karakternya yang energik dan dinamis.
“Kami bicara biasa saja tapi secara tidak kami sadari, kami menggambarkan sedikit profil kami. Kami memang memiliki background yang berbeda. Tapi kami memiliki visi yang sama,” kisah Diana.
Setelah merasa cocok, Diana dan Hidayat lantas mempertemukan anak masing-masing. Hidayat dari istrinya pertama, almarhum Kastian, memiliki empat anak. Sementara Diana memiliki seorang anak laki-laki.
“Saya ketemu dengan anak beliau, dan alhamdulillah mereka butuh figur ibu. Insya Allah saya bisa berikan itu. Dan anak saya butuhkan kasih sayang dan perlindungan ayah dan Pak Hidayat juga insya Allah bisa menganggap anak saya sebagai anaknya sendiri,” cerita Diana yang berprofesi sebagai seorang dokter.
Kemudian dilakukanlah taaruf yang ketiga, yakni berkenalan dengan kedua orang tua masing-masing. Kedua orang tua ternyata mendukung dan akhirnya pasangan ini pun masuk pada tahap khitbah atau lamaran.
Kendati baru 3 minggu kenal dan 3 kali bertemu, Diana mantap mengikatkan diri pada tali perkawinan. “Mungkin perkenalannya akan lebih banyak ketika kami sudah menikah,” tandas perempuan penyayang binatang ini.
Kedua pasangan berbahagia itu menjadwalkan akan melangsungkan pernikahan pada 10 Mei mendatang. Diana yang sudah mengenal aktivitas Hidayat sudah bersiap-siap menjadi pendamping yang mendukung aktivitas sang ketua MPR itu. Ia berjanji akan menjadi istri lebih dari biasa untuk Hidayat.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amidhan berpendapat perjodohan Hidayat dan Diana merupakan salah satu contoh yang bagus dalam proses pernikahan menurut Islam. Ditegaskan, Islam tidak mengenal adanya budaya pacaran. "Dengan melakukan ta'aruf dan pernikahan Islami berarti pasangan tersebut sama-sama menjaga diri dari maksiat," kata Amidhan kepada detikcom.
Amidhan menambahkan, Islam memandang pembentukan keluarga itu sebagai salah satu jalan untuk merealisasikan tujuan-tujuan yang lebih besar yang meliputi berbagai aspek kemasyarakatan berdasarkan Islam. Ikatan pernikahan mempunyai pengaruh besar dan mendasar terhadap kaum muslimin dan eksistensi umat Islam. (iy/ron)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini