Ternyata itu bisa dimungkinkan karena kebiasaan raja-raja terdahulu yang gemar bertukar hadiah. Gajah mini kemungkinan kuat diboyong Sultan Sulu dari Jawa ke Filipina.
"Pengiriman gajah lewat kapal dari satu tempat ke tempat lain di Asia telah berlangsung sejak beberapa ratus tahun yang lalu. Biasanya sebagai hadiah di antara para penguasa," ujar pensiunan rimbawan Malaysia Shim Phyau Soon dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (17/4/2008).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gajah Jawa mulai punah setelah bangsa Eropa memasuki Asia Tenggara. Gajah di Sulu, yang tak pernah dianggap gajah asli pulau tersebut, diburu sekitar tahun 1800-an.
"Sangat menarik anggapan bahwa gajah Borneo yang tinggal di hutan mungkin merupakan sisa terakhir subspesies yang telah punah di tempat asalnya di pulau Jawa, Indonesia, beberapa abad yang lalu," kata Shim.
Berapa jumlah gajah Jawa yang terlantar di Kalimantan 3 abad yang lalu masih belum diketahui secara pasti. Namun, peneliti WWF Junaidi Payne mengatakan sepasang gajah bisa berkembang biak sampai ribuan bila habitatnya cocok.
"Hanya dengan seekor gajah betina subur dan seekor gajah jantan subur, yang dibiarkan tak terganggu di habitat yang cukup baik, secara teori dapat menghasilkan sebuah populasi gajah sebanyak 2.000 ekor selama kurang dari 300 tahun," kata Junaidi Payne.
"Kemungkinan hal itulah yang terjadi di Borneo," ujarnya.
Jumlah gajah mini di habitatnya diperkirakan mencapai 1.000 ekor. Dari pelacakan dengan rantai pelacak gajah menggunakan satelit (elephant satellite collar) pada 11 ekor gajah sejak 2005, diketahui mereka lebih menyukai habitat hutan dataran rendah yang saat ini semakin banyak ditebang untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit, karet, dan hutan tanaman industri. (gah/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini