Ibu Ani Yudhoyono Menanggapi Poligami & Gosip Perempuan SBY

Lebih Dekat dengan Ibu Negara (3)

Ibu Ani Yudhoyono Menanggapi Poligami & Gosip Perempuan SBY

- detikNews
Kamis, 17 Apr 2008 13:45 WIB
Jakarta - Poligami selalu menjadi salah satu isu sensitif bagi perempuan. Ibu Negara Ani Yudhoyono ternyata tidak setuju dengan poligami. Ia tidak percaya kaum pria bisa bersikap adil yang menjadi syarat wajib untuk berpoligami.

"Sekarang saya katakan adil itu seperti apa? Kalau materi mungkin bisa adil, tapi kalau perasaan bagaimana cara mengukurnya?" gugat Kristiani Herawati, atau yang biasa dikenal sebagai Ani Yudhoyono saat berbincang dengan Iin Yumiyanti dan Ronald Tanamas dari detikcom, di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Cibubur, Jawa Barat baru-baru ini.

Kepada detikcom, Ibu Ani juga menyoroti masalah-masalah yang dihadapi perempuan seperti pendidikan, TKW sampai gembok celana bagi pemijat perempuan di Jawa Timur. Dan yang tidak ketinggalan adalah gosip yang sempat menimpa Presiden SBY tentang adanya perempuan lain selain Ibu Ani.

Berikut lanjutan petikan wawancara detikcom dengan Ibu Ani Yudhoyono:

Terkait hari Kartini yang selalu diperingati setiap bulan April, menurut Ibu, idealnya perempuan Indonesia itu harus seperti apa agar bisa lebih maju dari yang sekarang ?

Kaum perempuan untuk mengangkat dirinya agar bisa lebih sejahtera harus meningkatkan pendidikan. Pendidikan adalah yang utama. UUD kita tidak memisahkan antara kaum lelaki dan kaum perempuan, UU kita sudah mengakomodasi semuanya.

Saya sangat bangga karena kita sudah punya empat perempuan sebagai penentu kebijakan di tempat eksekutif. Dan Departemen yang dipegang juga cukup strategis yaitu Departemen Keuangan, Departemen Perdagangan, Departemen Kesehatan dan Departemen Pemberdayaan Perempuan.

Saya merasa semakin hari semakin baik dan ini harus lebih ditingkatkan. Selain itu kaum perempuan juga harus mempunyai motivasi untuk maju karena kadang-kadang yang bikin terhambat ada pada diri sendiri.

Tapi kesenjangan soal pendidikan ini masih ada, terlebih di daerah. Banyak keluarga yang menganut ajaran untuk mengutamakan laki-laki dan ini juga berlaku soal sekolah. Keluarga miskin banyak yang meminta anak perempuan untuk mengalah dan tidak melanjutkan sekolah. Tanggapan ibu ?

Kita harus kembalikan hal ini kepada individunya, karena negara tidak membedakan kaum laki-laki dan kaum perempuan di dalam mencari pendidikan. Keluarga saya misalnya selalu menganut sesuai dengan undang-undang yang ditetapkan oleh negara.

Belum lama ini ada berita menggeger tentang gembok celana yang wajib dipakai bagi pemijat di sebuah panti pijat di Jawa Timur. Tanggapan ibu?

Menurut saya kaum perempuan jangan mau seperti itu. Itu sama saja dengan melecehkan diri sendiri. Kalau perlu, tidak usah bekerja sebagai pemijat kalau tidak dipercaya oleh atasannya. Akan tetapi para pemijat yang perempuan juga harus bisa menjaga diri dan kehormatannya dengan cara menghargai dirinya sendiri sehingga tidak ada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Lebih bagusnya untuk laki-laki pemijatnya adalah laki-laki. Untuk perempuan pemijatnya adalah perempuan.

Membicarakan masalah perempuan, tentu tidak bisa lepas dari masalah TKI, sebab yang mencari lapangan pekerjaan di luar negeri hampir sebagian adalah perempuan. Bagaimana menurut ibu ?

Memang lapangan pekerjaan masih menjadi suatu masalah untuk kita. Bagi para perempuan yang meilih untuk bekerja di luar negeri sebagai TKI adalah sebuah pilihan. Saya pernah melepas tenaga kerja Indonesia dari istana hal itu sangat saya hargai dan hormati sekali karena mereka terpaksa harus pergi keluar negeri karena tidak cukup pekerjaan di sini.

Saya sangat tidak setuju dengan orang yang mengatakan "ah kerjanya di sana sebagai pembantu rumah tangga". Kenapa kata-kata seperti itu keluar dari mulut sebagian masyarakat? Para TKI itu bekerja untuk sesuatu yang halal kenapa harus dilecehkan? Bagaimana mereka bisa terangkat martabatnya kalau di dalam negeri sendiri mereka sudah dilecehkan? Untuk masalah TKI memang ada yang bermasalah. Tapi banyak juga yang tidak bermasalah. Nah yang bermasalah itu harus kita bantu dan selesaikan.

Bagaimana untuk menghindarkan terjadinya masalah pada TKI ?

Saya mengimbau kepada seluruh pemasok tenaga kerja untuk jujur dan menceritakan keadaan yang sebenarnya seperti apa tempat kerjanya. Jangan menipu dan membodohi masyarakat yang tidak tahu dengan iming-iming mendapatkan uang besar.

Kepada yang ingin bekerja juga harus banyak mencari keterangan tempat bekerjanya dengan cara bertanya kepada yang mengetahui, selain itu juga baca perjanjian kerjanya sebelum tanda tangan.

Sebagai contoh saya pernah menanyakan hal seperti ini kepada salah satu TKI yang bekerja di Qatar dan terkena masalah." Apakah sudah baca perjanjian kerjanya ? Dijawab sudah, ternyata perempuan itu merasa tertipu karena tempat kerjanya terlalu besar dibandingkan yang ada di Indonesia. Di sana rumahnya 3 lantai dan sangat luas dengan penghuninya 15 orang, dan dikerjakan sendirian. Perempuan itu mengira rumah di Qatar sama dengan yang ada di Indonesia. Nah hal seperti ini yang harus benar-benar teliti agar tidak ada masalah di kemudian hari.

Tentang isu sensitif perempuan yaitu masalah poligami, bagaimana pandangan ibu?

Secara pribadi saya tidak bisa menerima poligami karena untuk saya, pernikahan adalah komitmen saya dengan suami saya. Jadi kalau ditanya, mayoritas wanita pasti tidak setuju (poligami) karena selain sebuah komitmen itu juga sebuah kepercayaan. Kalau sudah berpoligami mungkin ada hal-hal yang disembunyikan suami dari kita. Disebutkan kalau seseorang bisa berbuat adil boleh berpoligami. Adil itu sebenarnya apa sih? Sekarang saya katakan Adil itu seperti apa? Kalau materi mungkin bisa adil, tapi kalau perasaan bagaimana cara mengukurnya.

Presiden SBY pernah terkena gosip tentang perempuan lain selain Ibu Ani. Bagaimana ibu menyikapinya?

Itu kejam sekali. Itu sangat menyakitkan, sangat menyakitkan ibundanya Pak SBY. Saya sangat tahu Pak SBY. Itu tidak mungkin. Pak SBY itu kan tentara. Untuk bisa diterima harus diperiksa benar-benar. Tidak sembarangan. Keluarganya ditanyai dan diselidiki. Saya akan mengambil langkah hukum kalau ada fitnah-fitnah seperti itu.

Ada yang beranggapan sebagai Ibu Negara tentu ibu sangat dekat dengan Pak SBY sehingga bisa mempengaruhi keputusan Presiden. Bahkan ada isu berperan dalam pencopotan jabatan seseorang?

Masya Allah. Itu tidak benar. Tidak bisa saya menentukan pencopotan seseorang. Saya dianggap sebagai partner oleh Pak SBY. Saya selalu mendudukkan diri saya sebagai isterinya dan ibu dari anak-anaknya.

Selain itu saya juga sebagai teman berdiskusi bapak. Tapi keputusan untuk mengambil kebijakan mengenai kehidupan rakyat banyak ada di tangan bapak sebagai presiden. Dan tidak semua masalah yang dihadapi negara didiskusikan oleh bapak kepada saya.

Apa harapan ibu untuk 2009?

Semoga segalanya berjalan lancar dan aman.

Apakah bapak SBY akan mengajukan diri menjadi capres lagi?

Masalah itu jangan dulu. Itu bukan konsentrasi kita. Sekarang kita konsentrasi saja bekerja sesuai program yang ada untuk kesejahteraan rakyat.

Bagaimana harapan ibu terhadap anak-anak dan keluarga?

Dahulu orang tua saya menyapu jalan untuk saya agar bisa berjalan di atas jalan yang bersih, sekarang saya dan bapak juga menyapu jalan seperti orang tua saya dulu untuk anak-anak saya, nanti anak-anak saya juga harus begitu terhadap keturunannya. Saya berharap anak saya bisa berbakti terhadap bangsa ini walaupun tidak harus seperti bapaknya.

Wawancara pun berakhir, sebelum pamit pulang, detikcom sempat memperkenalkan blogdetik kepada Ibu Negara ini. Ibu Ani dengan antusias menyimak penjelasan tentang cara-cara dan manfaat ngeblog.

Setelah itu, Ibu Ani mempersilakan detikcom untuk minum teh dan jajanan yang dihidangkan. Di meja, tersedia timus yang dibungkus daun pisang dan kue pisang khas Bandung. "Silakan, silakan dimakan," tawar Ibu Ani ramah.

Sambil menikmati jajanan, Ibu Ani masih berbincang santai tentang hobinya dan makanan kesukaan SBY. Ibu Ani lantas memberi kami CD lagu-lagu yang diciptakan Presiden SBY. Gerimis masih tetap menderai ketika detikcom akhirnya meninggalkan Puri Cikeas. (iy/ron)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads