"Ya tentu saya gemas sekali. Sesungguhnya bukan ragu-ragu. Bila ada yang bisa diputuskan secara cepat beliau langsung putuskan secara cepat pula. Tapi kalau keputusan itu harus benar-benar dipikirkan secara matang maka beliau kan berpikiran secara masak-masak."
Demikian pembelaan Ibu Ani Yudhoyono saat ditemui Ronald Tanamas dan Iin Yumiyanti dari detikcom di kediamannya, Puri Cikeas, Cibubur, Jawa Barat baru-baru ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa Ibu Ani sampai menangis di atas sajadah? Lalu Seperti apa sosok SBY di mata Ibu Negara Ani Yudhoyono?
Dengan sabar dan sikap penuh keibuan, Ibu Ani Yudhoyono melayani semua berondongan pertanyaan detikcom. Berikut lanjutan petikan wawancaranya:
Banyak pengamat Politik dan para politisi yang mengkritik Presiden SBY tidak tegas dan bimbang di dalam mengambil sebuah keputusan negara. Sebenarnya bagaimana sosok seorang SBY menurut ibu ?
Saya tidak setuju. Itu dipersepsikan (peragu dan bimbang). Sekali lagi saya katakan dipersepsikan dalam tanda petik. Tentu orang mengatakan Ibukan adalah isterinya. Iya karena saya isterinya jadi saya tahu persis bagaimana Pak SBY itu.
Saya mendampingi dia sejak tahun 1976 dan tahu bagaimana pribadinya. Bahwa sesungguhnya bukan ragu-ragu karena bila ada yang bisa diputuskan secara cepat beliau langsung putuskan secara cepat pula.
Tapi kalau keputusan itu harus benar-benar dipikirkan secara matang maka beliau kan berpikiran secara masak-masak. Karena dia pikirkan secara masak-masak maka itu bilang ragu-ragu.
Sebagai contoh kenaikan harga BBM. Saya tahu ketika menaikkan harga BBM walaupun para menterinya sudah mendesak dengan alasan kalau tidak dinaikkan bisa membuat kolaps negara ini.
Tapi Pak SBY tidak mau menaikkan secara cepat karena beliau harus benar-benar yakin bantuan tunai langsung yang harus disampaikan kepada masyarakat sebagai pengganti kenaikan BBM ini sudah sampai atau belum. Sedangkan yang lalu saja belum sampai kenapa harus dinaikkan? Bagaimana nanti nasib rakyat saya, kata beliau.
Nah kebetulan lawan politik ini melihat celah itu. Namanya saja Lawan politik. Ketika bapak bercerita kepada saya, saya sampai menangis di atas sajadah dan meminta kepada Allah untuk diberikan kemudahan kepada suami saya untuk bisa mengambil keputusan yang tidak merugikan rakyat banyak.
Kalau misalnya semua boleh tahu mengenai rapat kabinet tentu rakyat akan tahu apakah SBY itu seorang peragu, tidak tegas, atau ada keputusan yang tidak pernah diputuskan. Silakan tanya kepada menteri-menterinya, mungkin tidak seperti itu.
Sebenarnya saya gemas sekali dengan tudingan bahwa bapak itu peragu.
Apa biasanya yang dilakukan Presiden SBY sebelum mengambil keputusan yang sulit?
Dari sisi spiritualnya beliau pasti salat tahajud dan meminta petunjuk kepada Allah untuk dimudahkan. Dari sisi lainnya tentu beliau punya pembantu dalam hal ini adalah menteri-menteri. Sebelum keputusan diambil tentu akan ada masukan-masukan. Tapi keputusan terakhir ada di tangan beliau, dan dukungan juga dari saya.
Jika hal ini dianggap masih ragu-ragu, terserah kepada masyarakat. Tapi kenyataannya adalah seperti yang saya ceritakan.
Sikap peragu Presiden SBY antara lain dikritik terkait dengan kasus mantan Presiden Soeharto. Tanggapan Ibu ?
Itukan masalah hukum. Bukan politik. Bukan tugas bapak yang menjalankan hukum karena beliau bukan ahli hukum. Beliau adalah seorang presiden. Hal seperti inilah yang salah karena bukan presiden yang memutuskan kasus Soeharto, tapi pengadilan. Jadi jangan dicampuradukkan.
Hal ini harus diluruskan, Presiden memang pemegang kekuasaan, tapi bukan berarti dia berhak mengatakan seseorang bersalah. Seseorang tidak bersalah atau seseorang harus jadi pahlawan, tidak bisa langsung diputuskan Presiden. Presiden hanya pemberi keputusan terakhir setelah mendapatkan masukan-masukan.
Jadi persepsi di luar itu salah. Seseorang yang mendapatkan bintang Mahaputra karena dipilih oleh tim. Permintaan dari bawah, bukan keputusan dari presiden. Contoh lain bila orang terlibat dan melakukan korupsi apakah presiden yang memutuskan, bukan kan? Tapi ada lembaga khusus seperti KPK yang menangani hal tersebut.
Pak SBY ini sangat konstitusional. Beliau selalu membawa buku UUD 45 di saku bajunya. Begitu mandi ya diletakkan tapi mau pergi itu yang selalu dibawa pertama kali. Beliau tidak peduli dengan omongan orang. Yang penting dia berpegang teguh kepada UUD. Karena kalau ada kesalahan maka pertama kali yang dicari adalah beliau dengan mempertanyakan dasarnya adalah apa.
Presiden SBY pernahkah mengeluhkan soal kritikan peragu ini kepada Ibu?
Beliau tidak pernah mengeluh walaupun dikatakan sebagai peragu dan bimbang. Beliau tetap tegar dan punya prinsip karena beliau tunduk kepada undang-undang. Saya banyak belajar dari bapak terutama masalah kesabaran.
Masalah kenaikan harga sembako yang belum juga diatasi juga dikaitkan dengan sikap kurang tegas Presiden SBY. Tanggapan Ibu?
Kenaikan harga pangan dunia sudah naik karena dipicu oleh kenaikan minyak mentah. Banyak demo-demo di negara belahan dunia lainnya. Ini dunia bukan Indonesia saja. Bahkan ketika Pak Jusuf Kalla sedang melakukan umroh pada suatu khutbah Jumat di masjid, beliau mendengar khutbah yang membicarakan harga sembako yang naik.
Harga minyak mentah dunia saat ini di atas US$ 100 per barel. Sedangkan di negara kita harganyaΒ US$ 23 ketika Bapak (SBY) baru dilantik. Apakah kenaikan harga minyak mentah itu kebijakan dari SBY?
Bangsa indonesia selalu mengatakan kitakan punya minyak. Memang betul, tetapi untuk dikonsumsi untuk kita rakyat Indonesia tidak cukup. Makanya kita perlu mendatangkan dari luar dengan menggunakan subsidi. Subsidi itu artinya pemerintah yang bayar,dan hal ini tidak diketahui oleh rakyat.
Bayangkan kalau sekarang harga minyak mentah US$ 100 per barel dibawa ke Indonesia. Kan perlu ongkos. Apakah tidak dihitung ongkosnya dan pengolahan ketika sudah berada di dalam negeri. Jadi kalau dijual harganya bisa tinggi. Tapi Indonesia tidak seperti itu karena masih berlaku subsidi. Di Australia tidak disubsidi maka masyarakatnya belajar hemat.
Untuk minyak tanah kalau tidak di subsidi bisa mencapai Rp 9000 tapi karena disubsidi jadi membayar Rp 4000. Ini terkadang ditutupi oleh oknum tertentu agar rakyat tidak mengetahui.
Tentang masalah kedelai sehingga menyebabkan pengusaha tempe gulung tikar?
Kalau masalah seperti kedelai sehingga tempe menjadi langka, rakyat kita tidak suka menanam kedelai. Karena harganya terlalu murah. Selain itu bangsa kita juga terletak di iklim tropis sedangkan kedelai tidak bisa hidup di iklim tropis. Selain itu kalau kita tanya kepada pengrajin tempe mereka lebih suka dengan kedelai import karena lebih besar dan lebih mudah mengolahnya.
Masalah terigu?
Untuk masalah terigu, terigu itu darimana? Kita tidak menanam gandum. Jadi harus mengambil dari luar ya jelas harganya menjadi naik. Seharusnya rakyat kita juga sudah menyadari hal ini dan mengajak untuk tidak tergantung dengan negara lain. Kan kita punya singkong, kita juga punya kentang. Kenapa tidak mengkonsumsi makanan itu.
Kenapa kita harus meributkan hal seperti ini? Di Maluku dan Papua rakyat di sana mengkonsumsi sagu dan jagung. Artinya rakyat kita sudah biasa mengkonsumsi makanan seperti itu.
Pak SBY kalau pulang ke Pacitan selalu memakan makanan bernama Tiwul. Beliau selalu memakan nasi dengan tiwul. Makanya sekarang saya mengajak kepada rakyat untuk bersama-sama berdoa dan berdzikir agar harga minyak mentah dunia turun.
Rakyat juga kecewa terhadap penanganan harga minyak goreng yang terkesan sangat lamban. Ini juga yang memunculkan persepsi pemerintah kurang tegas. Tanggapan Ibu?
Kalau harga kelapa sawit juga sama. Ini kan CPO kita menyimpan untuk minyak goreng. Sekarang harga CPO ini harganya sedang bagus, di luar untuk apa CPO-ya untuk biofuel.
Makanya pak SBY mengeluarkan kebijakan siapa yang mengekspor CPO dinaikkan ongkos ekspornya. Kemudian untuk yang tetap di dalam negeri diberikan insentif lain berupa potongan-potongan harga, itu kebijakan pangan yang ditetapkan pak SBY.
Pemerintah juga menambah muatan untuk raskin. Yang tadinya mereka mendapat 10 kilo menjadi 15 kilogram untuk 8 bulan ke depan. Kalau masih tetap naik ya itu tadi karena harga di luar juga sedang naik. Selain itu pengaruh cuaca dan climate change yang ada disekitar kita sangat terasa sekali.
Masalah pangan ini sedang dirasakan oleh seluruh negara di dunia. Jadi bukan Indonesia saja. Ketika saya sedang makan malam dengan pemimpin negara Afrika Selatan, yang kita bicarakan adalah harga dari minyak dunia yang sedang melambung tinggi.
Mungkin ini yang tidak pernah disampaikan dan diketahui oleh rakyat. Saya berharap kita jangan saling menyalahkan. Sebaiknya pelajari dahulu masalahnya dengan baik. Kalau sudah jelas, baru ikut membantu untuk menyelesaikannya minimal dengan menjelaskan kepada mereka yang tidak tahu.
Yang saya sedih bukan seperti itu yang dijalankan, malah rakyat dibodohi. Dengan cara banyak sekali kemiskinan dijadikan komoditas politik. Kalau kemiskinan malah dijadikan komoditas politik kita pertanyakan rasa nasionalismenya. (iy/ron)