Lukisan foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ani Yudhoyono tampak mencolok menghiasi pendopo itu. Di pendopo yang tertata dengan rapi itu, ada dua set meja kursi dari kayu, gepyok dan ukiran kayu. Televisi layar datar dan dua AC menambah nyaman pendopo yang biasa dipakai sebagai tempat tunggu bagi tamu.
Setelah sekitar 1 jam menunggu dan sempat menyeruput teh hangat, akhirnya detikcom dipersilakan menemui Ibu Negara Ani Yudhoyono. Kami diantar menuju ruang kerja Presiden SBY yang juga merangkap sebagai perpustakaan.
Saat pintu terbuka, senyum dan suara ramah Ibu Ani Yudhoyono menyapa detikcom. Ibu Ani tampak segar dengan mengenakan baju batik coklat lengan panjang dengan celana berwarna abu-abu gelap.
Di ruangan penuh buku dan foto-foto Presiden SBY dan keluarga, juga dilengkapi organ, Ibu Ani lalu bercerita suaranya baru saja pulih. Sudah tiga minggu suara Ibu Ani serak-serak akibat kecapaian mendampingi Presiden SBY melawat ke manca negara.
Tugas sebagai ibu negara memang bukan tugas ringan. Seperti apa suka duka Ibu Ani menjalankan tugas sebagai ibu negara? Apa yang paling diimpikan Ibu Ani sebagai Ibu Negara?
Dalam suasana santai penuh senyum dan sesekali gelak tawa, Ibu Ani membeberkannya kepada Iin Yumiyanti, Ronald Tanamas dari detikcom yang menemuinya di kediamannya, Puri Cikeas, Cibubur, Jawa Barat baru baru ini. Berikut petikannya:
Bagaimana perasaan ibu selama 3 tahun menjadi ibu negara ?
Selama bapak belum menjadi presiden, tidak ada sebutan ibu negara buat saya. Jadi ketika bapak berjuang dan berkampanye, pada saat itu saya melihatnya bukan hanya kursi presiden itu semata, karena kita akan melihat kursi itu bagus sekali dan indah yah apalagi bisa duduk di situ berarti mempunyai kekuasaan.
Yang saya pikirkan pada waktu itu, bukan keindahan dari kursi itu, akan tetapi saya melihat betapa banyak pekerjaan yang menanti. Jadi banyak pekerjaan yang akan kita temui kalau benar bapak menjadi Presiden dan kenyataanya betul bapak menjadi Presiden.
Tentu saya merasa bersyukur bapak terpilih menjadi Presiden atas kepercayaan dari masyarakat yang tentunya harus kita pertanggungjawabkan. Dan ternyata betul banyak sekali pekerjaan yang begitu kompleks yang menanti bapak. Ketika bapak baru dilantik pada bulan Oktober, dua bulan kemudian terjadi bencana tsunami. Sebelum tsunami ada kejadian bencana di Alor, bencana di Nabire.
Setelah dari Nabire berangkat ke Jayapura untuk mengunjungi masyarakat di sana. Pada hari kedua tsunami terjadi, tanpa pulang ke Jakarta, dari Jayapura kita langsung berangkat ke Lhokseumawe Aceh.
Apa yang dirasakan oleh ibu selama menjadi ibu negara, apakah lebih banyak sukanya atau dukanya ?
Kalau kita lihat kondisi yang begitu banyak korban, bahkan sampai ratusan dalam waktu yang tidak terlalu lama, bahkan dalam hitungan detik sudah hilang, perasaan saya sudah sedih sekali. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Ketika melihat mayat-mayat yang ditutupi dengan seadanya saja seperti ada yang ditutupi oleh kertas, plastik, sedih sekali dan sulit untuk digambarkan dengan kata-kata. Kemudian saya ingin melihat dengan kepala saya sendiri, tentunya bersama dengan bapak pada waktu itu, dengan membuka satu persatu sambil menanyakan apakah ini ada sanak familinya atau tidak.
Kalau ditanya apa perasaan saya sebagai ibu negara? Semua tergantung dari suasana yang ditemui. Kalau sedang ikut panen padi bersama rakyat dan melihat rakyat sedang gembira tentu perasaan saya juga senang. Jadi semua ada suka dan dukanya.
Sebagai Ibu Negara, menurut Ibu apa sebenarnya masalah terberat yang dialami oleh bangsa ini ?
Sejak Indonesia merdeka, masalah yang utama dialami bangsa ini adalah masalah kesejahteraan. Kesejahteraan bangsa Indonesia memang belum merata. Terus terang saja boleh dikatakan masih ada yang miskin. Itu masalah yang sampai sekarang masih ada. Apalagi ditambah saat terjadi krisis ekonomi yang dalam pada tahun 1998.
Jadi masalah yang utama yang dialami bangsa ini sejak merdeka sampai saat ini adalah masalah kesejahteraan. Apalagi saat ini kita semua tahu harga minyak mentah dunia sangat tinggi. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi harga-harga lain di dunia. Dampaknya ke bangsa ini tentu saja harga-harga pangan yang ikut-ikutan tinggi.
Selain masalah itu, bangsa ini juga mengalami masalah pendidikan di mana 8,07% masih buta aksara. Dan itu manjadi masalah bersama untuk kita, walaupun tentu saja saya berharap anak-anak yang lahirnya belakangan tidak mengalami buta aksara lagi. Karena saat ini sudah ada program Wajar (Wajib Belajar ). Saya berharap untuk anak-anak yang buta aksara sedikit-demi sedikit akan hilang.
Menurut ibu, apa solusi untuk mengatasi masalah kesejahteraan ini?
Menurut saya, kita semua bersama-sama yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat pada umumnya bersama mengatasi masalah ini, bukan dengan cara sendiri-sendiri.
Soal kesejahteraan tentu juga menyangkut masalah pendidikan. Jika pendidikan kita baik dan kita berdayakan masyarakat kita, maka insya Allah mereka bisa mencari jalan untuk mendapatkan income, bila income sudah ada mau tidak mau kesejahteraan juga akan terpenuhi.
Sebagai ibu negara, apa yang telah ibu lakukan untuk membantu mengatasi masalah kesejahteraan ini?
Saya kumpulkan seluruh isteri-isteri kabinet, ayo apa yang bisa kita lakukan untuk rakyat yang sedang menderita dan memang membutuhkan uluran tangan kita. Maka kita bentuk sebuah solidaritas di antara isteri kabinet Indonesia bersatu ( SIKIB ). Kita kumpulkan uang untuk membantu masyarakat, kemudian masyarakat melihat dan membantu SIKIB ini. Salah satunya adalah membantu rakyat Aceh pada waktu itu.
Menurut saya kita semua harus punya mimpi. Mimpi saya adalah Indonesia sejahtera. Saya kira ini juga merupakan mimpi dari para pemimpin di Indonesia lainnya yaitu Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.
Sejahtera yang seperti apa yang diinginkan, yaitu cukup pangan, cukup sandang, cukup papan, cukup pendidikan, cukup kesehatan dan lingkungan.
Saya ada program bersama SIKIB bernama Indonesia Pintar. Dari Indonesa Pintar ini kita sudah mengembangkan Rumah Pintar, Mobil Pintar, Kapal Pintar dan Motor Pintar. Sekarang kita sudah ada 61 mobil, 144 motor, dan 162 rumah pintar.
Setelah Indonesia pintar, jalan yang kedua melalui Indonesia Sehat kita luncurkan pada tanggal 11 Mei mendatang sekalian memperingati ulang tahun dari Indonesia Pintar. Indonesia sehat ini juga sama dilengkapi dengan mobil Sehat.
Jalan yang Ketiga adalah Indonesia Hijau. Indonesia Hijau ini bertujuan untuk menyelamatkan bumi kita. Bumi ini adalah rumah kita secara bersama sebagai umat manusia mari kita selamatkan secara bersama.
Jalan yang keempat adalah Indonesia Peduli dengan motto cinta dan peduli terhadap sesama. Kita sudah peduli terhadap bencana alam seperti yang di Aceh.
Yang terakhir ini adalah Indonesia Kreatif. Mottonya lestarikan budaya pacu kreativitas seperti kita ketahui culture kita sangat luar biasa. Kalau kita bisa memacu kreativitas yang baru insya Allah bisa membuat masyarakat Indonesia menjadi sejahtera. Karena ekonomi gelombang ketiga ini adalah yang kita jemput adalah ekonomi kreatif.
Insya Allah jika kita jalankan kelima program ini Indonesia bisa sejahtera.
Kesulitannya apa saja untuk mengajak ibu-ibu di SIKIB untuk bisa mencapai kelima program ini?
Memang saya telah membagi ibu-ibu yang ada SIKIB untuk bertanggung jawab terhadap masing-masing program ini. Namun masyarakat juga harus dilibatkan, makanya ada SIKIB Plus.
SIKIB Plus ini maksudnya mengajak ibu-ibu yang sudah menjadi mantan. Seperti ibu mantan Pangdam karena dia masih kuat, kenapa tidak didayagunakan untuk membantu? Jadi saya ajak mereka untuk membantu rakyat yang sedang membutuhkan. (iy/iy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini