"Papa kerja di Jakarta," kata Ima polos saat ditemui di rumah kontrakan orangtua angkatnya, Jl Sabar No 24 D, RT 02 RW 04, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (10/4/2008).
Tapi ketika ditanya kerja di daerah mana, Ima hanya senyum-senyum tidak tahu layaknya bocah seusianya. Bahkan dengan sedikit malu-malu, dia menyembunyikan wajahnya di belakang badan bapak angkatnya, Amran, 48.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Amran, dia mendapatkan bocah malang tersebut dari temannya sesama tukang bajaj, Tiyo, 36 di pasar Kebayoran Lama, 3 pekan lalu. Tiyo menemukan anak tersebut seperti orang linglung seusai turun dari angkot.
"Sama Tiyo dikasih saya. Karena kasihan, saya bawa pulang ke kontrakan," ujar pria asal Tegal itu.
Saat ditemukan, Ima tidak memakai seragam sekolah dan tanpa identitas sehingga susah dilacak asal-usulnya. Dia hanya membawa tas tangan warna hijau berisi buku gambar, buku tulis dan pensil. "Tiap hari dia suka menggambar," ujar Arman.
Karena takut disangka menculik, Arman dan Yohana melaporkan penemuan anak tersebut ke Polsek Kebayoran Lama. Kendati begitu, Ima memilih tetap bersama keduanya dari pada harus bersama polisi. "Kalau kita sih senang. Anaknya lucu. Tapi bagaimanapun bukan anak kita," pungkasnya. (asp/ana)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini