Ketua Umum PNI Marhaenisme Sukmawati Soekarnoputri beradu mulut dengan pendiri partai, Teuku Syauki Marham saat mengambil formulir pendaftaran Pemilu 2009 di Gedung KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta, Rabu (9/4/2008).
Sebenarnya PNI Marhaenisme versi Syauki sudah tiba terlebih dahulu di sekretariat pendaftaran KPU sekitar pukul 14.00 WIB. Sekjen Gandung Laksmana mewakili PNI Marhaenisme untuk mengambil berkas pendaftaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ngapain kamu di sini!" tukas Sukma saat melihat Gandung.
"Lha sampeyan ngapain di sini?" jawab Gandung yang saat itu sedang berbincang dengan petugas KPU.
"Gandung itu sudah saya nonaktifkan sejak 2005 lalu. Jadi dia PNI gadungan," jelas Sukma kepada wartawan.
"Dasarnya apa," jawab Gandung yang juga duduk sejajar dengan Sukmawati singkat.
Tak lama berselang, Sukmawati menghampiri Gandung dan langsung duduk di sampingnya. Peristiwa ini pun tidak dilewatkan kameramen TV. "Dia gadungan," cetus Sukmawati sembari menunjuk Gandung.
Situasi semakin memanas. Teuku Syauki Marham, yang mengaku sebagai pendiri PNI, dan Sekjennya Sukmawati, Ardi Muhammad tiba-tiba hadir dalam ruangan pendaftaran itu.
"Partai ini saya yang dirikan. Sesuai dengan amanat Bung Karno," cetus Syauki dengan mantap.
"Jangan ngaco ya. Kamu kan saya yang bawa (ke PNI)," jawab Sukmawati santai.
Syauki pun lantas berang. "Kamu tidak pernah menggelar konggres. Kami akan mencabut mandat kamu sebagai ketua umum," tukasnya, "Kamu kan sudah pernah dipenjara".
"Tidak akan pernah ada rehabilitasi Soekarno jika putra putrinya masih memimpin," tukas Syauki.
Tiba-tiba Ardi pun muncul ke tengah "pertempuran". "Cukup Syauki! Kamu tidak bisa begitu kepada ketua umum partai kami," hardik Ardi yang saat ini duduk di Komisi IX DPR itu.
Kedatangan Ardi ini tampaknya membuat kubu Syauki bergetar. Tiba-tiba sekitar 5 orang dari kubu Syauki pun langsung ngeloyor meninggalkan ruangan. Keadaan pun mulai mereda. Setelah kubu Syauki pergi, kubu Sukmawati pun langsung mengambil kesempatan mendaftarkan diri. (ary/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini