Hal tersebut diakui oleh salah satu ketua PBNU Said Aqil Siradj. Ia mengaku sudah membaca habis hampir semua bukunya.
"Saya baca buku semua, mulai dari Di Bawah Lindungan Kabah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, hanya Al Azhar (buku tafsir) saja yang tidak selesai karena banyak," kata Said Aqil dalam acara dialog Peringatan 100 Tahun Buya Hamka di Masjid Al-Azhar, Jl Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Senin (7/4/2008).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Said Aqil, Hamka adalah tokoh yang membawa ajaran tasawuf ke tingkat nasional. Hamka telah mengubah cara pandang orang terhadap tasawuf.
"Dulu orang mengerti pengikut tasawuf itu kumuh, kemproh, jarang mandi, suka di pojokan masjid. Itu Mutasawwi, pura-pura tasawuf," ujarnya.
Sementara itu, Ketua DDII Adian Husaini,mengisahkan sikap Hamka yang sangat memegang teguh prinsipnya. Salah satunya adalah fatwa haram mengucapkan selamat Natal.
Akan tetapi, walau mengharamkan ikut Natalan, Hamka tetap berhubungan baik dengan umat Kristen. Tegas dalam berprinsip, tapi tetap bisa menjaga hubungan baik.
"Beliau tidak mau hadir kalau diundang Natal sama tetangganya. Nggak mau ucapkan selamat Natal. Tapi hubungannya dengan tetangga itu tetap baik," tutur dia. (gah/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini