Di kota Padang, Sumatera Barat, misalnya. Para Pekerja Seks Komersial (PSK) mempunyai cara tersendiri menggaet pelanggannya. Maklum, di kota ini aturan mengenai bisnis hiburan malam sangat ketat. Seluruh kegiatan hiburan malam di kota tersebut harus tutup pukul 22.00 WIB.
Namun apakah semua 'kegiatan malam' di kota itu otomatis terhenti semuanya? Awalnya, memang terlihat seperti itu. Sampai akhirnya, sebuah taksi berwarna biru menghampiri detikcom dan sejumlah wartawan lain yang sedang ngobrol di alun-alun kota Padang, Jl Diponegoro, Kamis (27/3/2008).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tarifnya murah kok," sambung si pemilik suara tersebut. Kekagetan kami pun semakin menjadi. Karena kami mengira taksi itu berhenti untuk menanyakan sesuatu. Walah, ternyata dia adalah seorang PSK yang sedang mencari rezeki dari pria-pria iseng.
Tentu ini fenomena unik bagi detikcom dan wartawan lain yang baru kali pertama berkunjung ke Ranah Minang itu. Tertarik ingin tahu lebih jauh, seorang teman mendekati wanita, sebut saja Laras, itu.
Laras ternyata tidak sendirian. Di dalam taksi itu ada 3 wanita lain yang juga masih muda dan genit. Aneka pertanyaan pun muncul dari sang teman itu. Mulai dari perkenalan iseng sampai soal tarif.
"Rp 200 ribu untuk short time," jelas Laras, masih dari dalam taksi.
Wanita yang mengaku sebagai warga lokal ini menjamin semuanya akan berlangsung aman. Mereka punya tempat khusus untuk menuntaskan proses transaksi terlarang itu.
"Tenanglah, kita punya tempat yang aman kok. Tidak jauh dari sini. Pokoknya aman tidak akan ada razia," ujar Laras, terus mencoba meyakinkan kami.
Namun dengan sedikit trik, sang teman berhasil menolak tawaran nyeleneh itu dengan halus. Dengan sedikit kecewa, Laras dan teman-temannya akhirnya berlalu. Tawa genit berbaur dengan deru mesin saat taksi biru itu meninggalkan kami untuk kembali 'berburu' di kegelapan malam. (djo/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini