Pemerintah Hong Kong juga meminta para ilmuwannya untuk menyelidiki kematian tiga anak. Namun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hanya dua dari tiga bocah itu yang dinyatakan positif terkena flu. Kedua anak tersebut juga mengidap penyakit lainnya.
Wabah flu ini tidak dikaitkan dengan flu burung yang terdeteksi pada hewan unggas di Hong Kong. Sejauh ini flu burung masih tetap sulit menular antarmanusia. Namun para ilmuwan mengkhawatirkan virus flu burung pada akhirnya nanti akan bermutasi menjadi bentuk virus yang mudah menjalar antarmanusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah ini dilakukan untuk mengurangi infeksi antara murid-murid sekolah dan meredakan kekhawatiran publik.
Pada Rabu, 12 Maret kemarin, para siswa, juga guru dan orangtua murid terlihat mengenakan masker saat meninggalkan lingkungan sekolah.
Penutupan sekolah ini akan berdampak pada hampir 560.000 murid di 1.745 sekolah. Sejak 6 Maret lalu, otoritas kesehatan telah mencatat 9 wabah flu, kebanyakan di sekolah-sekolah, yang mengenai 532 orang di Hong Kong yang berpenduduk hampir 7 juta jiwa itu.
Wabah flu ini mulai mendapat perhatian ekstra pemerintah setelah kematian tiga anak. Menurut WHO, anak pertama yang meninggal terbukti negatif untuk semua bentuk virus influenza. Anak kedua positif flu namun juga menderita gangguan metabolisme. Anak ketiga, bocah laki-laki berumur 7 tahun, positif flu dan juga radang otak.
Otoritas Hong Kong mulai khawatir karena lima teman sekelas bocah 7 tahun tersebut juga masuk rumah sakit. Mereka diduga terkena flu dan saat ini dalam kondisi stabil di rumah sakit. (ita/nrl)