"Saya sedih. Pemerintah salah memahami ini. Hal ini (pencekalan) seperti tamparan dari pemerintah untuk saya secara pribadi," tukas Gubernur NAD, Irwandy Yusuf yang mendampingi Nessen pada wartawan di guest house pendopo gubernur NAD, sesaat sebelum dideportasi, Selasa (11/03).
Menurut Irwandy, Nessen datang berdasarkan undangannya. Sebelum mengundang Nessen, Irwandy sudah mengecek status Nessen di imigrasi. "Dia clean. Saya cek, satu hari sebelum kedatangan dia ke sini. Tapi malamnya, setelah dia tiba, masuk surat dari Jakarta yang mengatakan pencekalannya," ujar Irwandy dengan suara setengah terbata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Coba lihat. Ini yang akan kita lakukan. Karena kan sudah ada izin dari menteri perdagangan untuk import gula. Selama ini import gula dari Singapur, tapi berbelit sekali dan ternyata lebih murah dari India. Untuk pinang, selama ini dari Medan. Kita usahakan kita bisa eksport ke India, biar pinang kita naik harga jualnya," beber Irwandy.
Irwandy yang merupakan sahabat Nessen ini mengakui bahwa hal-hal yang bersifat current affaris, memang merupakan urusan pemerintah pusat. Tapi baginya, kini Aceh tidak konflik lagi. Sehingga tidak perlu khawatir dengan kedatangan Nessen yang pernah selama tiga minggu bersama pasukan GAM semasa Aceh diberlakukan status darurat militer.
Ditambahkan Irwandy, harusnya Nessen mendapat pernghargaan. Karena berkat Nessen dan Damien Kingbury -yang juga dicekal masuk Indonesia- GAM mau menandatangani MoU perdamaian di Helsinki.
"Waktu itu mereka yang meyakinkan kita bahwa sekarang kami harus menerima otonomi khusus yang diberikan pemerintah dan mau menerima perjanjian damai," lanjut Irwandy.
Mengomentari pendeportasian tersebut, Nessen mengatakan, alasan pencekalan dirinya tidak jelas. Nessen berdalih, apa yang dilakukan di Aceh karena kecintaannya terhadap provinsi tersebut.
"Saya sebenarnya tidak mau meninggalkan Aceh. Karena saya cinta Aceh dan apa yang saya lakukan untuk Aceh. Tapi saya ikut perintah Irwandy. Dia ingin saya pulang, ya saya pulang. Dia bilang, nanti dia akan bicarakan hal pencekalan saya dengan presiden SBY," ujar Nessen dalam bahasa Indonesia yang belum fasih.
Pria yang beristerikan warga negara India ini tak mengerti kenapa dirinya dicekal sehari setelah dirinya
masuk ke Aceh. Menurutnya, seminggu sebelum ke Aceh, Nessen telah memastikan dirinya tidak dicekal.
"Saya juga sudah tandatangani surat yang menyatakan bahwa saya tidak akan berpolitik di Aceh. Tapi kenapa setelah saya
datang, saya dicekal," ujarnya.
Nessen menduga pencekalan dirinya mungkin disebabkan kebencian masa lalu oleh lembaga-lembaga tertentu yang memiliki kepentingan di Aceh. Lembaga-lembaga tersebut menganggap perang masih belum berlalu dari Aceh.
"Padahal sekarang sudah damai. Saya juga datang kemari bukan untuk politik. Saya datang sebagai penasehat Irwandy untuk mencari investor dari India, Amerika," terangnya.
Nessen dideportasi dengan menggunakan pesawat charter milik warga Malaysia yang kebetulan tengah digunakan ke Aceh. Pesawat tersebut akan kembali ke Malaysia hari ini dari Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar.
(ray/djo)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini