Hobbit Indonesia Kerdil Karena Kurang Iodin

Hobbit Indonesia Kerdil Karena Kurang Iodin

- detikNews
Rabu, 05 Mar 2008 18:19 WIB
Paris - Penemuan fosil manusia kerdil alias hobbit di Pulau Flores beberapa waktu lalu masih menimbulkan silang sengketa. Fosil yang ditemukan di sebuah gua itu memicu perdebatan ahli antropologi dunia.

Teori pertama berpendapat hobbit adalah mahluk yang berada di luar cabang keluarga manusia. Sementara itu, teori kedua menganggap hobbit yang diperkirakan hanya setinggi 1 meter itu hanyalah manusia kerdil dan idiot akibat kekurangan zat iodin saat berada dalam kandungan ibunya.

Tim yang beranggotakan ilmuwan Indonesia dan Australia menemukan fosil tersebut pada tahun 2004 di gua Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Oleh karena itu temuannya dinamakan Homo floresiensis yang digadang-gadang sebagai bukti adanya spesies baru manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka berpendapat, hanya sedikit keturunan hominid purba, Homo erectus, yang selamat mencapai Flores berjuta-juta tahun yang lalu. Mereka semua berasal dari bermacam-macam tempat di dunia.

Sesuai dengan teori evolusi, Homo erectus yang sampai di Flores menyesuaikan diri dengan keterbatasan makanan. Akhirnya hobbit yang ditengarai ahli berburu itu pun berukuran kerdil atau mini.

Pendapat ini menimbulkan gejolak di kalangan ahli antropologi karena dinilai mengada-ada. Sampai akhirnya ahli dari Australia memunculkan teori yang berbeda lewat tulisannya di British Journal.

Hobbit adalah Homo sapiens yang terlahir dengan gangguan pada kelenjar thyroid. Akibatnya, Homo sapiens itu mengalami kondisi yang dinamakan 'dwarf cretinism'.

Kondisi seperti ini mengakibatkan tubuh hobbit tidak bisa tinggi. Selain itu, mereka juga mengalami masalah perkembangan mental dan kemampuan motorik walaupun tidak separah manusia dengan microcephaly (otak kecil yang abnormal).

"Dwarf cretinism terjadi karena kekurangan iodin yang parah sewaktu masih berada di kandungan, lalu dikombinasikan dengan beberapa faktor lingkungan lainnya," kata rekan kerja peneliti Peter Obdendorf dari RMIT University seperti yang diberitakan AFP, Rabu (5/3/2008).

Obdendorf mengatakan manusia dengan dwarf cretinism tidak akan bisa tumbuh lebih tinggi dari 1 meter. Selain itu ciri tulang mereka sangat mirip dengan fosil yang ditemukan di Flores.

"Penelitian kami menyimpulkan fosil tersebut bukan spesies baru, tapi dari manusia biasa yang sangat menderita karena kondisinya," paparnya.
(gah/mly)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads