Karena kondisi yang serba kekurangan, biasanya beras satu liter itu dimasaknya untuk tiga hari.
"Saya sering memperhatikan Basse beli beras 1 liter untuk 3 hari. Kalau pagi masak bubur, siang nggak makan. Kalau malam kadang makan kadang nggak. Yang dimakan bubur terus supaya hemat," ujar Lina di Rumah Sakit Haji, Jl Daeng Ngepe, Makassar, Sabtu (1/3/2008).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun melihat keadaan Basse yang serba kekurangan, Lina membebaskan biaya sewa kamar untuk Basse dan keluarga. Meski demikian, Basse tahu diri. Dia rajin mencuci pakaian dan berbenah di rumah Lina.
Lina mengatakan, Basse sehari-harinya dikenal pendiam dan jarang bergaul oleh tetangga sekitar rumah. Basse juga tidak pernah mengeluh ke tetangganya kalau kekurangan uang. Selain pendiam, Basse juga jarang berbicara termasuk dengan dirinya.
Lina bercerita, meskipun miskin, Basse tidak pernah meminjam uang kepada tetangga. Namun demikian, tetangga yang sering melihat anak Basse mengeluh kelaparan bersimpati dengan memberikan uang Rp 5 ribu kepada anak-anaknya maupun Basse.
"Kalau dikasih syukur, kalau nggak dia tidak akan pinjem," jelas Lina.
Basse dan suaminya, Bahri, memiliki empat anak bernama Salma (9), Baha (7), Bahir (5), dan Aco (4).
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Basse dan anak-anaknya menderita kelaparan berat, sehingga menyebabkan diare akut. Penyakit ini tidak mampu ditanggungnya. Dia meninggal bersama janin yang dikandungnya. 5 Menit setelah Basse menghembuskan nafas terakhir, putranya Bahir (5) juga tewas.
Satu anak Basse, Aco, kini dirawat di Rumah Sakit Haji, Jalan Daeng Ngape, Makassar. Aco di rumah sakit ditemani oleh Lina.
(nik/umi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini