Kondisi Malaysia saat ini diakui memang belum sempurna, tapi masih cukup bagus. Dari segi ekonomi, warga Malaysia makmur, punya rumah, mobil dan penghasilan yang tinggi. Data dari Kementerian Pembangunan Perempuan, Keluarga dan Sosial Malaysia, jumlah penduduk miskin negeri itu hanya 3 persen.
Korupsi memang masih ada. Di tubuh polisi pun yang membawa slogan dengan pin bertuliskan "Saya ANTI Rasuah (Saya Anti korupsi), korupsi masih terjadi. Tapi diakui korupsi tersebut masih bisa ditoleransi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Lim dan teman-temannya, yang terpenting sekarang adalah stabilitas terjaga sehingga ekonomi memburuk. Stabilitas berada di posisi pertama bahkan di atas demokrasi. "Yang paling penting adalah terjaganya stabilitas, demokrasi bisa nomor sekian," katanya.
Terhadap pilihan raya atau Pemilu pun, Lim dan kawan-kawan tidak terlalu ambil peduli. "Pemilu tidak akan menyebabkan perubahan apa pun," tegas Lim.
Sementara Nurul yang tinggal di Johor juga menyampaikan hal yang sama. Perempuan berjilbab yang bekerja sebagai peneliti ini, mengaku warga di tempat ia tinggal pun tidak terlalu tertarik dengan Pemilu Malaysia.
Wan Portia Hamzah, peneliti senior ISIS Malaysia menyatakan, warga Melayu atau pribumi kurang tertarik mendatangi Pemilu. Sementara warga keturunan China dan India lebih banyak yang tertarik ikut mencoblos.
Di Malaysia, Perdana Menteri hanya boleh berasal dari pribumi. Sementara keturunan lain seperti China, India atau Indonesia hanya boleh duduk di posisi menteri. Pemilu Malaysia akan digelar pada 8 Maret mendatang.
(iy/nrl)