detikcom berkesempatan menguji alat itu pada Rabu (13/6/2008) siang. Barang impor dari AS itu diletakkan di terminal II E keberangkatan internasional. Posisinya dekat dengan checkpoint calon penumpang pesawat.
Alat itu berupa tabung terbuat dari kaca. Tingginya sekitar 2,5 meter dan lebar setengah meter. Di bagian kiri kanan tabung ada pintu masuk. Saat detikcom masuk ke dalamnya, terdapat pijakan kaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alat canggih itu diimpor untuk mendeteksi benda-benda terlarang, utamanya senjata perusak yang bisa menganggu penerbangan. Segala barang berbahan logam dengan mudah terdeteksi.
Deteksi terlihat dari lampu merah yang menyala. Bila lampu menyala, berarti ada yang tak beres.
detikcom mencoba kehandalan alat itu dengan menyimpan sejumlah anak kunci dan ponsel di saku dada jaket. Alarm merah pun langsung menyala. Bentuk kunci logam tergambar jelas di layar komputer.
Lalu detikcom ubah posisi segerendelan anak kunci itu ke lutut. Komputer bisa menangkap bentuk anak kunci itu, tapi lampu merah tidak menyala. Anak kunci lalu dipindah ke lipatan kaos kaki. Lagi-lagi lampu tidak menyala. Lho kok bisa begitu? Padahal petugas baru bertindak bila lampu isyarat bahaya itu berwarna merah. Aduh!
(nrl/umi)