Kejanggalan itu diantaranya saat ditemukan tewas di selokan di jalur lambat Ringroad Utara, Sinduadi Mlati Sleman, dia masih mengenakan helm fullface atau berpenutup rapat yang sering disebut helm cakil.
Kalaupun dia meninggalkan akibat kecelakaan lalu-lintas tunggal, juga masih diragukan. Sebab menurut salah seorang kerabatnya mata kanan Lambang sudah tidak sempurna, agar kabur dan hanya mata kiri yang sempurna penglihatannya. Lagipula motor yang
dikendarainya juga sudah berumur lebih dari 15 tahun, Astrea 800 sehingga tidak mungkin bisa lari kencang diatas kecepatan 50 km/jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedang AKP Bowo Nurcahyo dari Labfor Semarang menambahkan pihaknya belum bisa memastikan apakah Lambang meninggal di TKP atau di tempat lainnya. Polisi akan pertajam lagi apakah luka itu terjadi di tempat itu atau bukan. Karena ada dua toolmax (bekas guratan), di aspal kemarin, dan yang kedua toolmax yang ada di tubuh, ini semuanya masih dalam kajian di forensik.
"Nanti akan kita bandingkan apakah toolmax itu cocok yang ada di tubuh. Kalau cocok locus delicti pembunuhan di situ, tetapi kalau gak cocok di tempat lain," kata Bowo
Secara terpisah, kakak ipar korban, Ibnu Subiyanto mengatakan adik iparnya sudah lama mengalami cacat mata kabur bagian kanan sehingga tidak mungkin mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Lagipula motor yang dikendarai juga model lama sehingga tidak
bisa lari kencang.
"Kami sekeluarga tahu kalau dia itu matanya agak cacat, namun tidak banyak tahu kecuali keluarga atau teman di kantor. Namun semua itu kita serahkan ke yang berwenang saja untuk menyelidiki," kata Ibnu yang juga Bupati Sleman itu.
Sementara itu dari hasil forensik awal dari RSU Dr Sardjito sudah diserahkan ke Puslabfor Mabes Polri Cabang Semarang. Dari hasil forensik itu terungkap bahwa ada dua luka yang diderita Lambang saat meninggal.Selain luka sayat di kepala, Lambang juga menderita retak pada tulang leher bagian depan.
Menurut dr Yudha Nurhantari dari Forensik RSU Dr Sardjito, pihaknya hanya menyerahkan hasil forensik kepada petugas. Oleh karena itu, pihaknya tidak bersedia memberikan keterangan pada wartawan.
"Maaf kalau untuk itu, saya tidak bisa memberikan komentar, karena sesuai KUHAP kami hanya menjelaskan hasil visum di depan pengadilan saja," kata Yudha.
Ketika ditanyakan apakah luka sayat di kepala yang dialami Lambang memang sering dijumpai pada korban kecelakaan lalu lintas. "Itu wajar (luka sayat di kepala) jika korban tidak memakai helm, tetapi kalau pakai helm itu tidak wajar," ungkap dia.
Dia tampak enggan memberikan keterangan dengan mengatakan maaf tidak bisa. Menurut dia, meski otopsi terhadap Lambang sudah selesai tetapi pihaknya masih menunggu hasil penelitian dari Laboratorium untuk melengkapi otopsi.
"Hasil laboratoriumnya sekitar dua minggu hingga satu bulan. Otopsi kemarin selama 4 jam. Saya hanya diminta untuk memeriksa jenazah saja, lama karena kita harus cari luka-lukanya, sebab kematiannya, di mana luka-lukanya," pungkas Yudha.
(bgs/ary)