"Selamat jalan, Bapak. Doa kami selalu menyertai," begitu akhir pidato Tutut. Tisu seolah tak kuasa menghapus air matanya yang berurai sejak awal pidato, sekitar pukul 12.45 WIB, Senin (28/1/2008) di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah.
Saudara-saudara Tutut yang ada di kiri kanannya juga tak kuasa menahan tetes air mata. Sigit mengelus pundak adiknya itu dan berusaha tabah, sedang Bambang Tri tampak menitikkan air mata. Di dekat mereka ada juga Mamiek, Tommy dan Titiek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tutut juga meminta masyarakat untuk memaafkan kesalahan dan kekhilafan ayahandanya. "Perkenanankanlah kami atas nama keluarga besar almarhum menghaturkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, doa, pada Haji Mohammad Soeharto, sejak mulai masa perawatan di RSPP hinga pemakamannya hari ini. Hanya Allah yang dapat membalas kebaikan bapak dan ibu sekalian," demikian Tutut.
Setelah pidato Tutut yang mengharukan berakhir, dilanjutkan pembacaan doa. Usai itu, upacara pemakaman tuntas.Sebelumnya, Presiden SBY meminta masyarakat mendoakan Pak Harto agar agar diterima di sisi-Nya. Presiden SBY juga menyebut Soeharto orang yang besar dan banyak jasanya. "Selamat jalan Bapak Pembangunan," kata SBY. (nrl/nrl)