Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
Hamba ditinggal sendiri
Siapakah kini plipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh sribu
Tanah air jaya sakti
Lagu ciptaan Ismail Marzuki inilah yang diputar sejumlah televisi dan media elektronik menyambut wafatnya Presiden Soeharto. Lagu yang membuat haru ini terdengar nyaring kembali dan mengingatkan kasus tertembaknya empat mahasiswa Trisakti 10 tahun silam.
Lagu 'Gugur Bunga' ini diputar kembali tak lama setelah Pak Harto dinyatakan meninggal dunia pada pukul 13.10 WIB, Minggu (27/1/2008). Tidak hanya sekali, tapi terus berulang-ulang. Lagu ini biasanya hanya terdengar saat upacara-upacara memperingati hari tertentu, seperti hari Pahlawan dan HUT Kemerdekaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penembakan terhadap empat mahasiswa tak berdosa ini menyulut kerusuhan di mana-mana. Meninggalnya empat mahasiswa Trisakti itu membuat pilu negeri ini. Aksi berdarah yang membuat mahasiswa terbunuh ini ditetapkan sebagai tonggak awal Reformasi.
Tertembaknya mahasiswa Trisakti ini juga membuat situasi ini mengalami duka mendalam. Lagu 'Gugur Bunga' ini pun kemudian didengungkan oleh media-media elektronik untuk menyatakan hari berkabung. Saat itu, lagu 'Gugur Bunga' diputar berhari-hari. Para mahasiswa Trisakti yang gugur inipun kemudian ditetapkan sebagai 'Pahlawan Reformasi.'
Setelah kasus Trisakti, nyaris tidak ada lagu 'Gugur Bunga' yang diputar berulang-ulang sampai akhirnya Pak Harto meninggal dunia. (asy/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini