Pasca Kisruh, Kekerasan Seksual di Kenya Meningkat

Pasca Kisruh, Kekerasan Seksual di Kenya Meningkat

- detikNews
Sabtu, 26 Jan 2008 03:13 WIB
Geneva - Derita warga Kenya akibat kekisruhan semakin bertambah saja. Sebagian perempuan Kenya harus menanggung derita penyerangan seksual, meski ada pula yang terpaksa menjual tubuh demi beberapa potong biskuit pengganjal perut.

UNICEF mengungkapkan, kekerasan seksual di Kenya meningkat pasca pertikaian etnis dan kerusuhan politik yang terjadi di negara itu. Perempuan muda yang berada di tenda-tenda pengungsian rentan diperkosa dan menjadi bagian praktek prostitusi. Demikian dilansir dari AFP, Jumat (25/1/2008).

"Tragedi terjadi bagi para gadis dan perempuan dewasa di tenda pengungsian informal, di mana ada yang memperdagangkan seks demi biskuit, perlindungan, atau transportasi. Bahkan ada yang diperkosa saat akan pergi ke kakus di waktu malam," ujar jubir UNICEF Veronique Taveau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pusat Penanganan Kekerasan Jender yang berada di Mombasa melaporkan, kasus-kasus kekerasan seksual meningkat dua kali lipat sejak pemilihan presiden akhir 2007 lalu. Sejak peristiwa itu, ada kelompok orang yang memperkosa para gadis dan juga pemuda.

"Di sana sangat berisiko penyebaran virus HIV/AIDS. Apalagi banyak pula korban yang tidak melaporkan kekerasan seksual yang dialaminya," imbuh Taveau.

7 Orang tewas dalam pertikaian yang terjadi di Kenya bagian barat pada Jumat 25 Januari 2008. Total korban tewas, tak kurang dari 800 orang. Seperempat juta penduduk dipaksa meninggalkan rumahnya sejak penghitungan suara berdarah 27 Desember 2007. Saat itu pertikaian pendukung Presiden Mwai Kibaki dan pemimpin oposisi Raila Odinga mulai terjadi. (nvt/nvt)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads