Setelah dilap, bayi yang masih merah dan telanjang itu lalu diletakkan di atas dada ibunya. Tanpa ada yang menuntun, bayi itu merangkak mencari puting susu ibunya sendiri. Luar biasa!
Lalu bagimana sebenarnya proses bayi itu bisa sampai merangkak? Penasaran? Begini ceritanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan diambil. Paling tidak 1 jam melekat," kata Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia Utami Roesli pada acara Deklarasi Inisiasi Menyusu Dini Ibu Hamil DKI Jakarta di Plenary Hall, Balai Sidang Senayan, Jakarta, Rabu (23/1/2008).
Tahap kedua, bayi mulai mengeluarkan suara kecapan dan gerakan menghisap pada mulutnya. Pada menit ke 30 sampai 40 ini bayi memasukkan tangannya ke mulut.
Tahap berikutnya, bayi mengeluarkan air liur. Namun air liur yang menetes dari mulut bayi itu jangan dibersihkan.
"Bau ini yang dicium bayi. Bayi juga mencium bau air ketuban di tangannya yang baunya sama dengan bau puting susu ibunya. Jadi bayi mencari baunya," jelas Utami.
Tahap keempat, bayi sudah mulai menggerakkan kakinya. Kaki mungilnya menghentak guna membantu tubuhnya bermanuver mencari puting susu.
Khusus tahap keempat, ibu juga merasakan manfaatnya. Hentakan bayi di perut bagian rahim membantu proses usai persalinan. "Hentakan itu membantu ibu mengeluarkan ari-ari," ungkap Utami.
Pada tahap kelima, bayi akan menjilati kulit ibunya. Jorok? Justru sebaliknya. Sebab bakteri yang masuk lewat mulut akan menjadi bakteri baik di pencernaan bayi. Jadi biarkan si bayi melakukan kegiatan itu.
Tahap terakhir adalah saat bayi menemukan puting susu ibunya. Bayi akan menyusu untuk pertama kalinya. "Proses sampai bisa menyusu bervariasi. Ada yang sampai 1 jam, tapi cucu saya hanya sekitar 42 menit," pungkas Utami. (gah/nvt)