Aksi pemukulan itu dilakukan pada November 2007 lalu. Warga Kampung Tamata, RT 3 RW 3, Desa Karang Tanjung, Kelurahan Cililin, Kabupaten Bandung dipukuli hingga lebam-lebam.
Saat ditemui di Polsek Cililin, Sabtu (19/1/2008), nenek korban, Esih Sukaesih (68), menuturkan, pada Minggu di bulan November 2007, cucunya tidak pulang ke rumah. Esok harinya, Asep nongol dengan lebam di sekujur tubuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, telinga Asep juga tidak bisa mendengar dan bicaranya terbata-bata.
"Kalau buang air kecil sakit, dia selalu gemetaran. Dia mengaku dipukul tujuh orang, di bagian leher dia dipukul oleh kayu," ujar Esih.
Meski kondisi Asep terlihat parah, Esih mengaku tidak langsung membawanya ke dokter atau pun Puskesmas, Asep dirawat di rumah dengan obat-obat tradisional selama hampir dua bulan.
"Dia tidak mau makan, dia demam dan bicaranya terbata-bata. Akhirnya kami lapor RT dan RW, lalu dibawa ke bidan. Eh, katanya, mungkin gejala tipus," tutur Esih.
Setelah itu, Asep dibawa ke RSU Cibabat dan dirawat selama empat hari. Namun karena tidak ada perkembangan, dia akhirnya dibawa pulang.
"Dicoba lagi pakai obat kampung. Setelah pipinya diolesi obat kampung, baru si Asep ngomong. Dia ngasih tahu tujuh temannya yang memukuli dia," kata Esih.
Bahkan Asep pun menceritakan kronologis pemukulan dirinya oleh ketujuh temannya yang usianya lebih tua 2-3 tahun.
Dari pengakuan Asep, kata Esih, saat dirinya bermain di Curug Sawer, tempat rekreasi air terjun di daerah Cililin, tiba-tiba dia didatangi ketujuh temannya itu dan langsung memukulinya.
"Ternyata sebelum si Asep dipukul, ada satu orang entah siapa datang menemui tujuh anak itu dan bilang kalau si Asep mencuri burung salah satu dari tujuh temannya itu. Terus mereka mengeroyok Asep dan dia ditinggal begitu aja," tuturnya.
Asep meninggal pukul 23.00 WIB, 18 Januari 2008. Setelah Asep meninggal, pihak keluarga baru melaporkannya ke polisi.
"Awalnya kami akan tempuh jalur kekeluargaan, tapi mereka sama sekali enggak nengok. Kami minta ganti rugi Rp 15 juta untuk tahlilan," ujarnya. (ern/umi)