Mengapa Aliran Kepercayaan?

Soeharto Bicara Mistik (3)

Mengapa Aliran Kepercayaan?

- detikNews
Jumat, 18 Jan 2008 11:34 WIB
Jakarta - Mengapa pada zaman Pak Harto hanya ada 5 agama yang diakui? Lalu mengapa ada aliran kepercayaan di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan?

Dalam otobiografinya yang berjudul Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya, Pak Harto menjelaskan itu di bab 46:

Di zaman kepemimpinan saya, hadir lembaga untuk aliran Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa yang saya tempatkan di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menjawab orang yang bertanya mengenai hal ini, saya mesti menunjuk pada latar belakangnya dan mengingatkannya pada yang pernah terjadi sewaktu persiapan kemerdekaan kita. Waktu itu muncul 'Jakarta Charter', Piagam Jakarta, yang menyebutkan antara lain tentang kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Lalu ada permintaan perubahan.

Sebab, kalau tetap "Jakarta Charter", Piagam Jakarta jadi sebagai Dasar Negara, rakyat di sebelah timur mungkin tidak akan mendukug sehingga negara kesatuan Republik Indonesia tidak akan terwujud karena sebagian daripada masyarakat kita tidak mau menerima Dasar Negara seperti itu. Karena itu, maka kemudian diadakan perubahan. Dan muncullah secara formal sebutan "Kepercayaan Kepada Tuhan yang Maha Esa". Dan sejak itu ada agama dan kepercayaan.

Sampai sekarang, kalau seseorang di Indonesia ini akan mengisi kartu tanda penduduk, KTP, maka ia ditanya,"Agamamu apa?"

Yang diakui sah di Indonesia ini sebagai agama ialah Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha.

Memang, aliran kepercayaan bukan agama. Seharusnya orang dari aliran kepercayaan itu - yang pasti adalah bahwa ia percaya kepada Tuhan - memilih salah satu agama. Dan itu sebetulnya dan seharusnya tidak menjadi soal baginya.

Dari dulu selalu saya jelaskan bahwa hal ini tidak perlu dipertentangkan. Dalam pada itu sebaiknya pada pemimpin agama itu mengajak mereka yang telah percaya kepada Tuhan itu untuk mengikuti induk agama yang diakui. Dalam hal ini, peranan ulama dan pemimpin-pemimpin agamalah yang dapat berperan menyadarkan kaumnya lewat dakwah agama.

(nrl/umi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads