Inilah kisah BJ Habibie dan Harmoko. BJ Habibie adalah mantan Menristek dan sebelum menjadi presiden, merupakan wakil presiden mendampingi 'sang ayah', Soeharto.
Sementara Harmoko adalah Menteri Penerangan beberapa periode di masa Orde Baru. Harmoko-lah sang menteri yang paling fasih menyampaikan pesan-pesan Orde Baru sesuai 'petunjuk Bapak Presiden'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak saat itu, hubungan kedua 'anak emas' ini pun merenggang dengan keluarga Cendana. Menurut Habibie, Soeharto mulai tak mau menyapanya sejak 21 Mei 1998, beberapa saat sebelum Soeharto berpidato mengumumkan pengunduran dirinya.
"Saya sangat tegang melihat Pak Harto melewati saya, terus melangkah ke ruang upacara dan "melecehkan" keberadaan saya di depan semua yang hadir. Betapa sedih dan perih perasaan saya ketika itu," tulis Habibie dalam bukunya yang berjudul 'Detik-detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi'.
Upaya Habibie datang dari Jerman langsung menuju Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) pada Selasa 15 Januari 2008 malam pun tak bisa memperbaiki keadaan. Pakar pesawat ini bahkan hanya melihat Soeharto dari balik kaca dan tak pula bertemu anak-anak Soeharto.
Bagaimana dengan Harmoko? Ternyata setali tiga uang. Harmoko pun menjenguk Soeharto dari balik kaca. Juga tak satu pun anak-anak Soeharto bertemu muka dengan mantan wartawan itu.
"Kami diterima oleh keluarga. Ada Widodo, Sudwikatmono sama Ibu Probosutedjo. Pak Harto masih di ICCU," ujar Harmoko usai membesuk Soeharto, Rabu (16/1/2008) malam. (aba/ary)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini