"Bagi kalangan octogenerian dalam kondisi biasa fungsi ginjal terganggu saja sudah menjadi masalah besar. Apalagi kalau sudah terjadi kegagalan multiorgan yang ditambah sepsis (infeksi)," tutur dokter ahli jantung Santoso Karo Karo saat dihubungi detikcom, Rabu (16/1/2008).
Sepsis, imbuh ahli jantung dari RS Harapan Kita itu, bisa diawali dengan kegagalan multiorgan. Namun kejadian sebaliknya juga bisa terjadi, kegagalan multiorgan menyebabkan sepsis. Kondisi fatal terjadi jika kuman yang menginfeksi seseorang berada di darah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Santoso, bisa saja tim dokter membuat vaksin yang dilakukan dengan pembiakan kuman di darah, air seni atau riak. Kuman ini kemudian dites dengan sejumlah antibiotik. Namun pembiakan ini membutuhkan waktu sedikitnya 3 hari.
"Tiga hari itu hasil pertama, dan bisa dilanjutkan lagi setelah itu. Sialnya, hasilnya paling-paling cuma 50 persen positif kuman terdeteksi, 50 persennya lagi negatif," tutur dia.
Sebetulnya, imbuh Santoso, jika tidak terjadi kegagalan multiorgan, sepsis bisa disembuhkan. Misalnya, operasi yang menimbulkan infeksi, usus buntu yang pecah atau infeksi yang dialami orang yang melahirkan tanpa bantuan yang memadai.
"Itu bisa sembuh, tapi ini kan terjadi pada orang tua dengan golongan octogenerian. Jadi sulit," tegasnya.
Untuk mempersempit penyebaran kuman pada penderita kegagalan multiorgan yang mengalami sepsis, kata dia, dibutuhkan dokter-dokter yang memiliki multi disiplin ilmu bidang kedokteran.
"Semua harus ada seperti ahli jantung, ahli paru, ahli ginjal, ahli anastesi, dan ahli yang lainnya. Anggota tim ini harus menganalisa secara keseluruhan organ by organ. Semua organ harus ada indikatornya. Dan penyembuhannya sangat lama," kata dia. (umi/nrl)