Tutut Tetap Paling Diandalkan

Trah Cendana Setelah Soeharto (2)

Tutut Tetap Paling Diandalkan

- detikNews
Senin, 14 Jan 2008 11:41 WIB
Jakarta - Siti Hardijanti Rukmana adalah anak sulung pasangan Soeharto dan Siti Hartinah atau Ibu "Tien".  Ia disebut-sebut sebagai calon pengganti sang ayah di kancah politik nasional. Ketika Soeharto memimpin pemerintahan, Tutut memang telah dipersiapkan untuk menjadi pemimpin.
 
Putri sulung Soeharto ini selalu terpublikasi masyarakat. Hampir tiap hari masyarakat Indonesia dapat menyaksikan Tutut di layar kaca sedang melakukan kegiatan yang bersifat sosial, berpidato, dan menebar senyuman.
 
Perempuan kelahiran  23 Januari 1949, ini pernah menjabat sebagai Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan VII yang merupakan kabinet pemerintahan Soeharto yang terakhir. Di samping sebagai politikus, Mbak Tutut juga dikenal sebagai pengusaha dan menjadi ketua maupun pelindung berbagai organisasi.
 
Gus Dur yang waktu itu saat masih menjabat Ketua Umum PBNU di zaman orde baru sempat  menyebut Tutut sebagai pemimpin masa depan. Bakal moncernya nama  Mbak Tutut di pentas politik nasional dianggap tidak lepas dari nama bapaknya.
 
Sedangkan sejumlah pengamat menilai, setidaknya ada tiga poin yang menguntungkan posisi Tutut, yakni  pernah populer di masa Soeharto. Ia mengeluarkan berbagai terobosan yang membuat namanya dikenal dan dikenang oleh rakyat bawah. Kedua, ia adalah anak mantan Presiden Soeharto. Setidaknya beberapa penelitian dan komentar-komentar masyarakat belakangan membuktikan, ada kecenderungan masyarakat rindu pemerintahan Soeharto.
 
Kerinduan ini akibat pemerintahan di era reformasi tidak bisa menjamin stabilitas harga dan keamanan. Kondisi ini dianggap sebagai pemicu rindunya masyarakat ke pemerintahan rezim orde baru, meskipun  otoriter dan kejam.  Ini terlihat dengan duduknya Soeharto di peringkat wahid mantan presiden yang paling berjasa bagi bangsa versi Lingkar Survei Indonesia (LSI), tahun lalu.
 
Lembaga survei tersebut juga meneliti pendapat masyarakat tentang regenerasi kekuasaan di keluarga Soeharto. Hasilnya, survei LSI  ini menunjukan, nama Tutut terpilih sebagai "darah biru" keluarga  Soeharto. "Tutut lebih unggul dibanding anak-anak Soeharto yang lain. Hasilnya akan kita umumkan tiga hari ke depan," kata Direktur LSI Denny J.A kepada
detikcom.
 
Di keluarga Soeharto, ada beberapa nama yang potensial untuk berkiprah di ranah politik. Sebut saja Bambang Triatmodjo, Titiek Prabowo, dan  Hutomo Mandala Putra (Tommy). Tapi tetap saja nama Tutut yang diunggulkan.
 
Alasan responden memilih Tutut, tambah Denny, karena  Tutut selama ini aktif di sejumlah kegiatan sosial dan politik, baik  saat orde baru hingga sekarang. Selain itu ia tidak pernah terbukti melakukan perbuatan tercela atau yang bisa merusak citranya. Modal-modal tersebut tentu sangat berguna bagi Tutut untuk melaju ke kancah politik nasional.
 
Sementara Bambang dan Tommy, pencitraannya kurang baik, setidaknya ini menurut responden yang dikumpulkan LSI. Tommy pernah meringkuk di penjara akibat kasus pembunuhan hakim agung Syafiudin Kartasasmita. Ia kemudian divonis pidana penjara 15 tahun penjara. Sementara Bambang popularitasnya terpuruk karena menikah lagi dengan Mayangsari.
 
Sementara Tutut, sekalipun pernah disebut-sebut melakukan korupsi, tapi belum pernah terbukti. Hal inilah yang membuat citranya lumayan bagus dibanding anak-anak Soeharto yang lain.
 
Bersihnya citra Tutut di masyarakat bisa meringankan langkahnya di dunia politik. "Bagi Tutut sangat mudah untuk masuk ke dalam kancah politik di Pemilu 2009. Ia punya modal yang cukup untuk itu. Tinggal mengolahnya saja," jelas Denny.
 
Ungkapan Denny bukan omong kosong. Soalnya, ketika Tutut dikabarkan  maju dalam Pilpres 2004,  beberapa kalangan sempat ramai membicarakan. "Ini berbahaya. Mereka itu potensial," begitu ucap Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia Prof Dr Maswadi Rauf dalam sebuah diskusi di Jakarta kala itu.
 
Kekhawatiran Maswadi lantaran  keluarga Cendana dianggap  memiliki kekuatan uang tanpa batas serta jaringan luas, baik di jajaran birokrasi maupun militer. Di lain pihak figur Tutut sendiri sangat populer di masyarakat. Penampilan Tutut yang selalu berkerudung melempar senyum, dan ramah, mudah diterima masyarakat.
 
Majunya Tutut ke Pemilu 2009 juga pernah diprediksi sebelumnya oleh pengamat politik dari CSIS, Indra J Piliang. Menurutnya,  Mbak Tutut, tidak akan bertarung dalam Pemilu 2004, tapi dipersiapkan untuk Pemilu 2009.
 
Semakin meningkatnya popularitas Soeharto di masyarakat tentu berpengaruh terhadap jalan politik Tutut ke depan. Tapi apakah membaiknya popularitas Soeharto berpengaruh terhadap jalan politik Tutut? (ddg/iy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads