Dua skenario pemakaman Soeharto bersandi CB1 dan CB2. Skenario pertama (CB1), proses pemakaman Soeharto akan melalui rute RSPP-Halim-Adi Sumarmo-Mangadeg. Skenario kedua (CB2), proses pemakaman Soeharto akan melalui rute RSPP-Cendana-Halim-Adi Sumarmo-Mangadeg.
Dua skenario pemakaman bila Soeharto meninggal ini tercantum dalam radiogram dari Mabes TNI. Dalam salinan radiogram tertanggal 5 Januari 2008 yang didapatkan detikcom, Rabu (9/1/2008), juga dijelaskan secara rinci upacara-upacara penerimaan jenazah. Radiogram ini berkop Markas Besar TNI Staf Operasi Rencana Kegiatan Alpha yang ditandatangani Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen Zamroni, SE.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak Disemayamkan di Istana
Dengan dua rencana itu, maka bila Soeharto wafat, maka jenazahnya tidak akan disemayamkan terlebih dulu di Istana. Padahal, sebelumnya Istana Kepresidenan sempat dipertimbangkan untuk menjadi tempat persemayaman jenazah Soeharto.
Dua skenario TNI ini sebangun dengan kesiapan Bandara Adi Sumarmo, Solo. Menurut salah seorang petugas, bandara Adi Sumarmo akan ditutup untuk penerbangan reguler bila jenazah Soeharto dibawa ke Solo.
Belum diketahui secara pasti, skenario mana yang akan diputuskan bila Soeharto meninggal. Perbedaan dari dua skenario itu hanya ada pada rencana persemayaman di Cendana atau tidak.
Makam keluarga Soeharto sudah disiapkan di kawasan Matesih, Karanganyar. Tempat pemakaman ini diberi nama Astana Giri Bangun. Pemakaman ini terletak di dekat makam para bangsawan Mankunegaran Mataram yaitu Astana Mangadeg. Jenazah Ibu Tien Soeharto disemayamkan di pemakaman ini.
(asy/nrl)