Sering Kecelakaan, TNI Bantah Alutsistanya Tidak Pas

Sering Kecelakaan, TNI Bantah Alutsistanya Tidak Pas

- detikNews
Senin, 07 Jan 2008 20:22 WIB
Jakarta - Mabes TNI membantah banyak alat utama sistem persenjataan (alutsista) mereka yang rusak atau mengalami kecelakaan akibat pembelian yang tidak pas dengan kebutuhan. Sebab, setiap pembelian alutsista telah melalui pengkajian yang matang.

"Kalau ada kecelakaan atau terjadi sesuatu, bukan berarti peralatannya yang tidak pas. Pesawat, kapal dan mobil itu adalah buatan manusia yang bisa setiap saat rusak. Kamera atau ponsel juga bisa rusak setiap saat," kata Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (7/1/2008).

Bila ada kecekalaan, lanjut Djoko, TNI melakukan penyelidikan terhadap suatu kasus kecelakaan alutsistanya, di mana letak permalasahannya. Penyelidikan ini sangat penting, karena kecelakaan alutsista banyak faktornya, bisa cuaca, materiil, rusak dan mesin mati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, adanya kecelakaan-kecelakaan bukan berarti pemilihan alutsistanya tidak pas atau tidak benar. Bahwa ada kecelakaan terjadi, memang iya. Penyelidikan terjadinya kecelakaan, itu yang harus dicari," jelasnya.

Menurut Djoko, dalam pembelian alutsista telah melalui proses pemilihan dan pengkajian yang mendalam. pengembangan alutsista telah disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada.

Diakui Djoko, memang TNI tidak mungkin bisa mengikuti perkembangan alutsista seperti yang ada di Inggris dan AS yang begitu pesat. Sebab, TNI kurang memiliki dukungan pembelanjaan yang demikian kuat.

"Tapi paling tidak kita tidak boleh ketinggalan. Oleh karena itu, pemilihan kapal korvet, panser VAB dan pesawat Sukhoi, itu adalah dalam rangka itu. Bahwa jumlahnya kecil, itu karena tidak ada dana, tapi teknologinya harus diadaptasi," tandasnya.

Untuk menghadapi persoalan tersebut, pemerintah telah mencanangkan program pemberdayaan industri dalam negeri, seperti PT. DI, PAL, Pindad. BUMN strategis ini akan bekerjasama dengan industri di luar negeri guna meningkatkan kemampuannya.

"Itu adalah upaya-upaya kita dan Dephan," pungkas Djoko.
(zal/bal)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads