Untuk menghindari angin kencang dan hujan deras yang melanda kota Ambon sejak tiga hari terakhir, warga menebangi pohon-pohon besar yang berpotensi tumbang.
"Kami terpaksa tebang, karena takut roboh dan menimpa rumah mau pun warga yang lewat," ujar Ny Ami Tuasamu (47), warga Soabali, Kecamatan Nusaniwe, Ambon kepada detikcom, Jumat (4/1/2008).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pohon-pohon terpaksa kami tebang. Ini untuk mengantisipasi jangan sampai roboh dan merenggut jiwa warga atau menimpa kendaraan yang lewat," ujar Irwan Hatala (30), warga Dusun Ahuru, Desa Batu Merah, Ambon.
Pantauan detikcom, sejak Jumat pagi, kota Ambon juga tertutup kabut hitam, sehingga jarak pandang sangat terbatas. Adpel Ambon dan Dinas Perhubungan Maluku pun melarang kapal-kapal berlayar.
Sejumlah kapal motor berukuran GT 500 ke bawah yang ditambat di teluk dalam Ambon, sudah kembali ke Pelabuhan Slamet Riyadi.
"Walau cuaca relatif lebih baik, kami belum mengizinkan kapal-kapal tersebut berlayar. Kondisi laut diprediksi masih ganas hingga 6 Januari. Tinggi alun (gelombang) masih 6 meter," ujar Plh Adpel Ambon, Abdul Karim Tuanaya.
Jika diizinkan, lanjut Tuanaya, pihaknya akan memberlakukan aturan ketat terhadap kapal terkait muatan dan penumpang. "Jangan sampai kapal-kapal memuat penumpang melebihi kapasitasnya," kata dia. (han/umi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini