Hingga Senin (24/12/2007), harga minyak tanah di tingkat pengecer sudah menembus angka Rp5.500 per liter. Harga ini diperkirakan terus naik jika tidak ada solusi yang ditempuh instansi terkait.
Di beberapa agen besar di kota Ambon seperti pangkalan Belakang Kota, Raden Panji, Belakang Soya dan Mardika, stocknya habis sejak dua hari lalu. Meski demikian, di beberapa pengecer kecil masih tetap tersedia. Hanya saja harga yang di tetapkan bervariasi, mulai dari Rp 4500 sampai Rp 5.500 per liter.
Β
Agen minyak tanah di Belakang Kota misalnya, menetapkan harga minyak tanah sebesar Rp 5000 sampai Rp 5.500/liter. Pantauan detikcom di sejumlah tempat, warga terpaksa antre 50 hingga 100 meter. "Semua warga hanya bisa beli 5 liter minyak, tidak bisa lebih," ujar seorang warga.
Mobil Tangki Dipalak
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya jual dengan harga yang ditentukan pemerintah, Rp3.000," ujar sang sopir.
Melihat kejadian ini, puluhan warga berbondong-bondong mendatangi mobil Pertamina itu. Sayangnya, stock minyak pun habis. Warga pun kecewa. Ember maupun gen dilemparkan ke arah mobil tangki. Sopir pun hanya bisa tersenyum ketus, sambil melarikan kembali mobil tangkinya.
Pertamina Maluku sudah melakukan operasi pasar sebanyak tiga kali. Hanya belum bisa menekan kelangkan stock. Buktinya sampai sekarang masyarakat di kota ini masih tetap rasa dengan kondisi yang ada. Mereka bahkan tidak pedulikan berapa rupiah akan di keluarkan untuk mendapatkan satu liter minyak tanah yang penting stok tersedia.
Terkait dengan hal ini, Wira Penjualan Pertamina Ambon, Agung Hariputera, kepada detikcom, mengatakan kelangkaan minyak tanah saat ini lantaran ada indikasi penimbunan di kalangan pengecer. "Masyarakat menimbun minyak tanah sebagai antisipasi naiknya BBM," cetusnya.
Di samping itu, ada orang-orang tertentu yang memborong minyak tanah dari pangkalan serta membeli di atas HET. Mereka menggunakannya untuk pabrik roti, losmen atau restoran yang seharusnya tidak menggunakan minyak bersubsidi. Penyebab lain, tambah Agung, tingginya permintaan minyak tanah pada awal bulan Desember dari Pulau Seram, Buru Selatan, Banda dan Selatan Daya. Β
Menurutnya, sampai saat ini stok di terminal transit Pertamina Wayame masih cukup. kndati demikian, Pertamina sendiri telah mengambil langkah berkoordinasi dengan DPRD Maluku dan memintah bantuan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu untuk melakukan pengawasan lapangan.
"Ini sedang dilakukan dan dipimpin Badan Pengawas Minyak (BPM) provinsi. Fenomena seperti ini biasa terjadi jelang hari-hari besar. Apalagi ini jelang natal dan tahun baru, karena kebutuhan masyarakat semakin besar," terang dia.
(han/djo)